Jumat, 20 Desember 2013

Menggapai Cita-cita dengan Tekad

Setelah maghrib tadi, ada kajian tentang "Menggapai cita-cita/mimpi" yang disampaikan oleh Ustadz Solihun di Masjid Mujahidin UNY. Alhamdulillah peserta kajian di lajur akhwat lebih banyak dari biasanya. Kog ya pas banget temanya :)

Satu cerita yang begitu berkesan bagiku, ketika Ustadz menyampaikan kisah kesungguhan seorang mahasiswa Universitas Islam yang sedang mengambil program I'dad lughowi . Sebut saja Mas Azzam. Kisahnya dimulai setelah ia mendatangi kajian tafsir oleh syaikh terkemuka. Setelah mengikuti kajian tersebut, mas Azzam ini hatinya tertarik untuk mendalami tafsir sehingga berniat merubah jurusan yang akan diambilnya. Ia pun menemui syaikh pemateri tafsir tadi dan mengutarakan keinginannya. Ia melakukan hal tersebut karna bermaksud melanjutkan studinya itu ke Universitas di Madinah, maka dari itu harus berbekal rekomendasi dari syaikh ahli jurusan yang ingin ia dalami, yakni tafsir.

Syaikh ahli tafsir tadi memiliki satu syarat, jika dalam waktu 3 bulan Mas Azzam ini bisa hafidz Qur'an, insya Allah beliau dapat memberikan rekomendasi untuk perkuliahannya di Madinah Al Munawaroh. Pemuda ini agak terkejut dengan syarat syaikh, tetapi faham manfaat dan maksud syaikh memberi syarat tersebut. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk istikhoroh terlebih dahulu dan pulang menemui ibunda tercinta.

Pemuda ini sujud memohon izin pada Ibunda agar direstui menghafal al Qur'an selama 3 bulan dan sementara tidak lanjut program i'dad. Si ibu pun merestui. Maka dimulailah proses hafalan Qur'an oleh Mas Azzam. Beruntung ada informasi seorang ustadz di daerah Bogor yang menerima jumlah setoran hafalan tak dibatasi jumlahnya setiap hari dan siap membimbing hingga hafidz Qur'an.

Pada bulan pertama, mas Azzam membaca Al Qur'an sampai khatam setiap hari. 30 juz sehari. Sungguh kuat sekali tekadnya. Mas Azzam hanya membaca saja, membiasakan lisannya untuk melafalkan bacaan-bacaan Al Qur'an hingga 30 hari penuh. Memasuki bulan kedua, Mas Azzam mulai menyusun hafalan Qur'an dari kebiasaan ia mengkhatamkan Qur'an setiap hari. Dan terus ia lakukan hingga pada bulan ketiga, hafalan-hafalan Qur'an pun mengalir lancar dan berhasil ia penuhi seluruh 30 juz.
SubhanaLlah.

Kuliah di Madinah pun terwujud. Ia pernah mambagi kisahnya ini dan mengutarakan bagaimana kisah sukses hafalan Qur'an dan kuliahnya di Madinah. Sebelum memutuskan berniat hafal Qur'an selama 3 bulan, ia sebenarnya juga bimbang dengan keinginan lainnya, yakni menikah. Namun, dengan kebulatan tekadnya, ia memutuskan menahan sebentar untuk fokus pada cita-cita prioritasnya menjadi Hafidz. Selama kuliah di Madinah pun, ia tak berpikir macam-macam keinginan. Agar fokus lulus kuliah saja dahulu, tujuannya mencari ridho Allah.

Saat diberi kesempatan berhaji sekalian, mas Azzam memohon kepada Allah agar hidupnya penuh manfaat bagi orang sekitar dan lingkungan. Ia ingin diberi kesempatan berkunjung ke berbagai negara di dunia. Kini, beliau telah mewujudkan impiannya, belajar S2 Qiro'ah Asyroh di Pakistan hingga lulus. Telah pergi melalanglang buana juga ke berbagai negara seperti Inggris, Turki, Suriname (bahkan sempat membawa pulang orang Suriname ke Jawa), dan berbagai negara lainnya. Domisili beliau kini di Jakarta sebagai pendiri sebuah pesantren hifidzil Qur'an dengan lulusan santrinya yang sudah tak terhitung.

Suatu kenyataan memang tidak selalu sama dengan impian, namun tanpa impian, tak ada kekuatan untuk mengubahnya menjadi kenyataan. Maka bermimpilah :) Jangan takut bermimpi, karna Allah akan memeluk mimpi-mimpi kita dan membantu mewujudkan semua impian kita menjadi nyata sekuat usaha kita mewujudkannya!

NB: Azzam berarti tekad yang kuat. Mas Azzam hanyalah nama alias, namun kisah ini diceritakan mengangkat dari kisah nyata.

Rabu, 18 Desember 2013
Bumi Istimewa, Yogyakarta

ttd

Zulfa Fadha'il Izzah

2 komentar:

  1. bermimpi dan optimis jangan selalu dibenturkan dengan realita...
    bawa mimpimu terbang, dan kepakkan sayapmu seperti sayap2 para malaikat....

    BalasHapus
  2. Insya Allah.. terima kasih sarannya...
    memang bermimpi itu bonus dari yang menciptakan kita semua... gratis dan tak pernah dibatasi... punya mimpi yang positif akan membuat hidup lebih bersemangat... Semangat meraih impian!

    BalasHapus