Dari sebuah acara hari itu, aku pulang dibonceng teteh naik motor. Pas banget, karena sebentar kemudian teteh juga harus mengembalikan helm temannya. Pas banget gimana? Ia lah, aku di posisi boncengan, jadi bisa memangku satu helm, dan di kepalaku ada satu helm lagi pinjaman temannya. hehe.
Aku dibawa teteh ke kosnya dan diminta menunggu di depan kos. Tsiqoh alias nurut aja. Sambil mengamat-amati daerah depan kos teteh. Aku sempat melihat beberapa laki-laki bergerombol di sebelah kosnya. Kata teteh, orang-orang tadi mungkin saja yang ingin pakai internet, beli pulsa, atau servis barang elektronik.
Di perjalanan, teteh membuka obrolan,
"Dek, kamu tahu gak, mas-mas rambut pendek, tingginya sedang, pake celana jeans yang berdiri agak ke tengah jalan tadi?"
"Emm, yang bantuin mas satunya parkir motor?"
"Iya. Itu penjaga toko servis elektronik di kos teteh"
Oh, sebelah kos teteh masih bagian dari rumah milik ibu kos teteh ternyata.
"Terus kenapa memangnya teh?"
Penasaran aku kenapa teteh tiba-tiba membahas orang ini. Aku kan tidak kenal orangnya.
"Dengerin cerita teteh, mas ini gak ada sebulan yang lalu masih gondrong lho rambutnya"
Ha? Pikiranku pun membayangkan rupa "mas cepak" dan "mas gondrong" dengan wajah yang sama. hoho. Aneh dan geli rasanya.
Terus?
"Tapi masnya baik. Dia potong rambutnya juga karena dia itu mau menikah kemarin. Calonnya dicariin jodoh sama orang tuanya. Dia nurut aja dan gak pake pacaran. Mirip ta'aruf lho dek, habis kenalan, trus langsung cari tanggal pernikahan."
Wow, aku bergumam dalam hati. Sholeh juga orangnya. Ups.
"Tapi namanya takdir Allah ya dek, calon istri mas ini sakit dan meninggal sehari sebelum menikah"
"Hah?? Kog bisa teh??" Suaraku meninggi tanpa kusadari. Kaget betul dengan rentetan cerita teteh barusan."Iya, mbaknya ini sakit DB dan meninggal setelah dirawat beberapa hari. Kabar bahagiaku jadi lelayu, dek. Gitu kata masnya"
Sedetik dua detik aku berusaha mencerna kalimat teteh.
Iya ya, kalau Allah sudah berkehendak, tak ada lagi yang mampu menghentikan-Nya. Mau besok tanggal nikahan, mau besok tanggal wisudaan, mau besok tanggal penobatan suatu jabatan, kalau hari ini waktunya pulang ke pangkuan-Nya, ya sudah, selesai semua. Tidak ada lagi hari esok. Manusia tak bisa menangisi ataupun menyesalinya. Untuk waktu yang telah berlalu tak bisa diubah. Dan masa depan juga sudah tak ada lagi yang bisa dilakukan. Di titik ini, semua amalan terhenti. Hanya tiga yang tetap mengalir, shadaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak sholeh kepada kedua orang tuanya (Hadits riwayat Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi,Nasa’i dan Ahmad).
Sudah selayaknya kita berusaha menabung untuk waktu "pulang" kita nanti. Ia bisa datang kapan saja. Semangat untuk selalu memperbaiki diri. Diri sendiri sudah baik, tugas belum selesai. Ajak juga keluarga, sahabat, tetangga, masyarakat, negara untuk bersama-sama menciptakan kebaikan berjamaah. Semua akan beramai-ramai melakukan kebaikan yang berujung hidup selaras, seimbang, dan penuh harmoni. Sebuah manifestasi luar biasa menuju akhir yang indah. Dimana? di surga tentunya :) dan insya Allah pula sudah terasa ciri-cirinya di dunia. So, Semangat Perbaikan! :)
21 Januari 2014, 9.10 pm
Ruang Keluarga "Strong House"
Kisah ini terjadi sekitar Oktober 2013
Aku dibawa teteh ke kosnya dan diminta menunggu di depan kos. Tsiqoh alias nurut aja. Sambil mengamat-amati daerah depan kos teteh. Aku sempat melihat beberapa laki-laki bergerombol di sebelah kosnya. Kata teteh, orang-orang tadi mungkin saja yang ingin pakai internet, beli pulsa, atau servis barang elektronik.
Di perjalanan, teteh membuka obrolan,
"Dek, kamu tahu gak, mas-mas rambut pendek, tingginya sedang, pake celana jeans yang berdiri agak ke tengah jalan tadi?"
"Emm, yang bantuin mas satunya parkir motor?"
"Iya. Itu penjaga toko servis elektronik di kos teteh"
Oh, sebelah kos teteh masih bagian dari rumah milik ibu kos teteh ternyata.
"Terus kenapa memangnya teh?"
Penasaran aku kenapa teteh tiba-tiba membahas orang ini. Aku kan tidak kenal orangnya.
"Dengerin cerita teteh, mas ini gak ada sebulan yang lalu masih gondrong lho rambutnya"
Ha? Pikiranku pun membayangkan rupa "mas cepak" dan "mas gondrong" dengan wajah yang sama. hoho. Aneh dan geli rasanya.
Terus?
"Tapi masnya baik. Dia potong rambutnya juga karena dia itu mau menikah kemarin. Calonnya dicariin jodoh sama orang tuanya. Dia nurut aja dan gak pake pacaran. Mirip ta'aruf lho dek, habis kenalan, trus langsung cari tanggal pernikahan."
Wow, aku bergumam dalam hati. Sholeh juga orangnya. Ups.
"Tapi namanya takdir Allah ya dek, calon istri mas ini sakit dan meninggal sehari sebelum menikah"
"Hah?? Kog bisa teh??" Suaraku meninggi tanpa kusadari. Kaget betul dengan rentetan cerita teteh barusan."Iya, mbaknya ini sakit DB dan meninggal setelah dirawat beberapa hari. Kabar bahagiaku jadi lelayu, dek. Gitu kata masnya"
Sedetik dua detik aku berusaha mencerna kalimat teteh.
Iya ya, kalau Allah sudah berkehendak, tak ada lagi yang mampu menghentikan-Nya. Mau besok tanggal nikahan, mau besok tanggal wisudaan, mau besok tanggal penobatan suatu jabatan, kalau hari ini waktunya pulang ke pangkuan-Nya, ya sudah, selesai semua. Tidak ada lagi hari esok. Manusia tak bisa menangisi ataupun menyesalinya. Untuk waktu yang telah berlalu tak bisa diubah. Dan masa depan juga sudah tak ada lagi yang bisa dilakukan. Di titik ini, semua amalan terhenti. Hanya tiga yang tetap mengalir, shadaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak sholeh kepada kedua orang tuanya (Hadits riwayat Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi,Nasa’i dan Ahmad).
Sudah selayaknya kita berusaha menabung untuk waktu "pulang" kita nanti. Ia bisa datang kapan saja. Semangat untuk selalu memperbaiki diri. Diri sendiri sudah baik, tugas belum selesai. Ajak juga keluarga, sahabat, tetangga, masyarakat, negara untuk bersama-sama menciptakan kebaikan berjamaah. Semua akan beramai-ramai melakukan kebaikan yang berujung hidup selaras, seimbang, dan penuh harmoni. Sebuah manifestasi luar biasa menuju akhir yang indah. Dimana? di surga tentunya :) dan insya Allah pula sudah terasa ciri-cirinya di dunia. So, Semangat Perbaikan! :)
21 Januari 2014, 9.10 pm
Ruang Keluarga "Strong House"
Kisah ini terjadi sekitar Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar