Bismillah..
Alhamdulillah..
(cukup sekian^^lho?gak gak..ini baru mau dimulai ceritanya)
Di awal ucapan tahmid untuk ekspresi syukur :)
Segala puji milik Allah, setelah sekian lama belum ada kesempatan mengunjungi sekolah dasar di MI Islamiyah, akhirnya kemarin 1 Februari 2014, aku bisa silaturahmi di sekolah lama.
Di sana tak hanya sendiri, bersama 6 orang lainnya yang datang secara terpisah (kayak iklan mainan di tipi^^v), sebut saja Aulia, Dedi, Fauzi, Hammam, Herini, Tio (Sayang sekali belum semua teman-teman MI bisa berkumpul lagi. Semoga dalam lindungan Allah selalu :); kami mencari guru masa-kecil-kami-dulu yang telah lama dirindukan dan merindukan kami. Saat bertemu, senyum wajah kami pun mengembang. Tampak wajah berbinar guru-guru melihat kami. Mungkin teringat dulunya kami kecil-kecil, kini sudah menjulang tinggi dan besar-besar di usia kami yang beranjak dewasa ini.
Derai cerita pun mengalir bergantian. Kami bergantian mencium tangan beliau-beliau, teringat jasa mereka yang telah mengantarkan diri kami sampai seperti sekarang ini. Dan beliau-beliau pun memberondong kami dengan sekotak penuh popcorn (alay.com) pertanyaan. Seperti, sekarang sekolah dimana, jurusan, merembet ke kabar keluarga, lalu beranjak ke teman-teman seangkatan, dan meluncur terus ke rencana masa depan.
Sebenarnya reaksi spontan guru-guru ini sudah seringkali kutemui di masa-masa sebelumnya. Ya begitu-begitu saja sebenarnya, tanya kabar, bertukar cerita, lalu ditutup dengan mengucap harapan dan doa satu sama lain. Namun kali ini tiba-tiba terasa lebih bermakna. Kenapa? Setelah lama tidak berkunjung, hampir 3 tahun lamanya, akhirnya ada yang memenuhi lubang kosong di hati ini. Ibarat lubang kosong, terus ada pohon berbuah nan rimbun daunnya yang ditanam di sana. Hehe ya begitulah, mungkin inilah efek dari menyambung silaturahmi.
مَنْ أَ حَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ .
"Barangsiapa yang suka diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi"[1]
Berhubung ini reuni, aku jadi ingin membahas masa lalu. Mengingat masa lalu. Apalagi berhubungan dengan orang di masa lalu. Bagi sebagian orang akan menimbulkan luka lama atau memunculkan duka masa lalu yang terpendam. Bagi sebagian yang lain, masa lalu akan menerbitkan senyum, tawa, dan nostalgia memori bahagia. Ya, bergantung bagian masa lalu mana yang diingat. Rasa gado-gado dalam hati pasti hadir silih berganti. Acapkali orang ingin pergi jauh dari masa lalunya, ogah mengingat-ngingat dan ada pula yang terperangkap pada kenangan menyenangkan masa lalu dan terlena pada kenyataan ia telah hidup di masa kini dan akan menjalani masa depan.
Sebaiknya bagaimana? Hidup saat ini tak pernah terlepas dari masa lalu. Dan ia juga tak bisa dihapus. Kata Imam Ghozali, yang paling jauh dari hidup kita adalah masa lalu. Karena sejauh kita mengahampiri tetap tidak bisa meraih dan mengubahnya. Maka kepada masa lalu bisa kita ibaratkan seperti menginjak batu bata yang kokoh untuk bisa melongok ke luar pagar. Untuk melihat apa yang ada di luar pagar (masa depan), kita perlu benda untuk bertumpu yang kuat-batu bata (masa lalu yang sudah dijalani dan membentuk pribadi kita sekarang).
Atau melihat ke kaca spion saat berkendara sepeda motor. Tidak akan dilihat terus-menerus bukan? Yang fokus dilihat tentunya jalan yang ada di depan. Begitulah fungsi masa lalu. Sesekali diingat, untuk menguatkan motivasi perjuangan menjalani kehidupan kini dan masa depan. Agar ia tak menjadi benalu, juga tak dilupakan. Masa lalu juga perlu diikhlaskan. Mau bahagia, atau nestapa, yang lalu biarlah berlalu, ia tak akan kembali lagi :)
Nah, makanya, meski sudah berlalu, tapi jika ia meninggalkan memori manusia yang kita kenal dan mengenal kita, ya jangan dilupakan. Usahakan tetap menyambung silaturahmi. Saling mencari tahu kabar dan juga saling mendoakan. Karena siapa tau, keberhasilan kita sekarang juga karena doa orang-orang di masa lalu kita. Dan jika kita merasa nestapa sekarang, itu juga karena dosa-dosa di masa lalu yang belum mendapat maaf. Nah lho? Buruan dicari orangnya tuh. Siapa tau memang karena itu? ;)
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ.
"Tidak masuk surga orang yang memutuskan silaturahmi". [2]
Wallahua'lam.
diselesaikan di Rumah Cinta
Indonesia Raya, Jatim, Kota Madiun
oleh: Zulfa Fadha'il Izzah
-------
[1]Hadits shahîh. Diriwayatkan oleh Bukhari (no. 5986) dan Muslim (no. 2557 (21)).
[2]Hadits shahîh. Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 5984) dan Muslim (no. 2556), dari Sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu.
Sumber Hadits: http://pustakaimamsyafii.com/menyambung-silaturahmi-meskipun-karib-kerabat-berlaku-kasar.html
Alhamdulillah..
(cukup sekian^^lho?gak gak..ini baru mau dimulai ceritanya)
Di awal ucapan tahmid untuk ekspresi syukur :)
Segala puji milik Allah, setelah sekian lama belum ada kesempatan mengunjungi sekolah dasar di MI Islamiyah, akhirnya kemarin 1 Februari 2014, aku bisa silaturahmi di sekolah lama.
Di sana tak hanya sendiri, bersama 6 orang lainnya yang datang secara terpisah (kayak iklan mainan di tipi^^v), sebut saja Aulia, Dedi, Fauzi, Hammam, Herini, Tio (Sayang sekali belum semua teman-teman MI bisa berkumpul lagi. Semoga dalam lindungan Allah selalu :); kami mencari guru masa-kecil-kami-dulu yang telah lama dirindukan dan merindukan kami. Saat bertemu, senyum wajah kami pun mengembang. Tampak wajah berbinar guru-guru melihat kami. Mungkin teringat dulunya kami kecil-kecil, kini sudah menjulang tinggi dan besar-besar di usia kami yang beranjak dewasa ini.
Derai cerita pun mengalir bergantian. Kami bergantian mencium tangan beliau-beliau, teringat jasa mereka yang telah mengantarkan diri kami sampai seperti sekarang ini. Dan beliau-beliau pun memberondong kami dengan sekotak penuh popcorn (alay.com) pertanyaan. Seperti, sekarang sekolah dimana, jurusan, merembet ke kabar keluarga, lalu beranjak ke teman-teman seangkatan, dan meluncur terus ke rencana masa depan.
Sebenarnya reaksi spontan guru-guru ini sudah seringkali kutemui di masa-masa sebelumnya. Ya begitu-begitu saja sebenarnya, tanya kabar, bertukar cerita, lalu ditutup dengan mengucap harapan dan doa satu sama lain. Namun kali ini tiba-tiba terasa lebih bermakna. Kenapa? Setelah lama tidak berkunjung, hampir 3 tahun lamanya, akhirnya ada yang memenuhi lubang kosong di hati ini. Ibarat lubang kosong, terus ada pohon berbuah nan rimbun daunnya yang ditanam di sana. Hehe ya begitulah, mungkin inilah efek dari menyambung silaturahmi.
مَنْ أَ حَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ .
"Barangsiapa yang suka diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi"[1]
Berhubung ini reuni, aku jadi ingin membahas masa lalu. Mengingat masa lalu. Apalagi berhubungan dengan orang di masa lalu. Bagi sebagian orang akan menimbulkan luka lama atau memunculkan duka masa lalu yang terpendam. Bagi sebagian yang lain, masa lalu akan menerbitkan senyum, tawa, dan nostalgia memori bahagia. Ya, bergantung bagian masa lalu mana yang diingat. Rasa gado-gado dalam hati pasti hadir silih berganti. Acapkali orang ingin pergi jauh dari masa lalunya, ogah mengingat-ngingat dan ada pula yang terperangkap pada kenangan menyenangkan masa lalu dan terlena pada kenyataan ia telah hidup di masa kini dan akan menjalani masa depan.
Sebaiknya bagaimana? Hidup saat ini tak pernah terlepas dari masa lalu. Dan ia juga tak bisa dihapus. Kata Imam Ghozali, yang paling jauh dari hidup kita adalah masa lalu. Karena sejauh kita mengahampiri tetap tidak bisa meraih dan mengubahnya. Maka kepada masa lalu bisa kita ibaratkan seperti menginjak batu bata yang kokoh untuk bisa melongok ke luar pagar. Untuk melihat apa yang ada di luar pagar (masa depan), kita perlu benda untuk bertumpu yang kuat-batu bata (masa lalu yang sudah dijalani dan membentuk pribadi kita sekarang).
Atau melihat ke kaca spion saat berkendara sepeda motor. Tidak akan dilihat terus-menerus bukan? Yang fokus dilihat tentunya jalan yang ada di depan. Begitulah fungsi masa lalu. Sesekali diingat, untuk menguatkan motivasi perjuangan menjalani kehidupan kini dan masa depan. Agar ia tak menjadi benalu, juga tak dilupakan. Masa lalu juga perlu diikhlaskan. Mau bahagia, atau nestapa, yang lalu biarlah berlalu, ia tak akan kembali lagi :)
Nah, makanya, meski sudah berlalu, tapi jika ia meninggalkan memori manusia yang kita kenal dan mengenal kita, ya jangan dilupakan. Usahakan tetap menyambung silaturahmi. Saling mencari tahu kabar dan juga saling mendoakan. Karena siapa tau, keberhasilan kita sekarang juga karena doa orang-orang di masa lalu kita. Dan jika kita merasa nestapa sekarang, itu juga karena dosa-dosa di masa lalu yang belum mendapat maaf. Nah lho? Buruan dicari orangnya tuh. Siapa tau memang karena itu? ;)
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ.
"Tidak masuk surga orang yang memutuskan silaturahmi". [2]
Wallahua'lam.
diselesaikan di Rumah Cinta
Indonesia Raya, Jatim, Kota Madiun
oleh: Zulfa Fadha'il Izzah
-------
[1]Hadits shahîh. Diriwayatkan oleh Bukhari (no. 5986) dan Muslim (no. 2557 (21)).
[2]Hadits shahîh. Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 5984) dan Muslim (no. 2556), dari Sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu.
Sumber Hadits: http://pustakaimamsyafii.com/menyambung-silaturahmi-meskipun-karib-kerabat-berlaku-kasar.html

Tidak ada komentar:
Posting Komentar