Senin, 14 Maret 2016

Aku, Si Makhluk Langit yang Turun Ke Bumi

Sumber: titintitan.wordpress.com

Assalamu’alaikum..

        Kenalkan makhluk bumi, namaku hujan. Aku berasal dari langit. Setiap waktu tertentu aku diturunkan Penciptaku ke bumi. Saat itu tiba, deraian pecut malaikat akan mengaturku dan kawan-kawan berbaris rapi agar tidak saling bertubrukan. Suara nyalang teriakan malaikat penjaga kami itulah yang sering dikenal di bumi sebagai petir. Ohya sudah kukatakan kan, aku tidak sendiri diturunkan ke bumi. Aku bersama teman-temanku diturunkan dari sana. Mirip sekali dengan gerombolan kambing gembalaan yang ada di bumi itu. Cuma bedanya, penggembala kambing di bumi itu makhluk bumi bernama manusia. Kalau penggembalaku siapa lagi kalau bukan makhluk langit paling taat, sang makhluk cahaya, malaikat.

            Ngomong-ngomong soal langit, di sana juga mirip seperti bumi loh. Di sana ada penduduknya juga. Seperti penduduk bumi yang tinggal berkelompok. Mereka juga suka membicarakan kabar-kabar terbaru. Iya, kabar apa saja yang terjadi di dunia langit maupun bumi. Makhluk langit itu dekat sekali dengan Allah, Raja Alam Semesta. Kami langsung dipimpin oleh-Nya. Jadi tidak ada huru-hara di dunia langit. Setiap saat selalu aman, tentram, bahagia, sentosa, tak kurang suatu apapun. Allah Maha Adil. Segalanya diatur-Nya dengan bijaksana. Sungguh kehidupan yang menjadi idaman siapa saja. Maka, kami penduduk langit pun sangat taat kepada-Nya. Setiap hari tugas kami bertasbih memuji-Nya. Melakukan tugas-tugas yang langsung diperintahkan oleh Allah. Contohnya seperti aku ini, beruntung sekali setiap waktu tertentu bisa berjalan-jalan ke bumi. Tak semua dari kami penduduk langit diperintahkan turun ke bumi, meski begitu, kami bisa mengamati semua aktivitas penduduk bumi dari sana.

         Ah kalau malaikat lebih banyak lagi tugasnya. Bermacam-macam. Ada yang menjaga pintu gerbang langit. Ada yang mengatur jalannya garis edar planet-planet, galaksi, dan bintang. Ada yang menegakkan langit sehingga makhluk bumi bisa melihat dengan mata mereka bahwa langit kami tegak tanpa tiang. Ada juga yang bertugas khusus mencari manusia yang bertasbih kepada-Nya. Lalu diperintahkan Allah untuk menaungi mereka dan mendoakan yang baik-baik bagi manusia itu. Itu juga berlaku pada manusia yang mencari ilmu, mendatangi majelis yang membuat mereka ingat akan Allah, mencari nafkah yang halal untuk keluarganya, dan manusia yang berbuat baik. Tanpa manusia sadari, sayap-sayap malaikat itu terkepak lebar menaungi mereka saat itu.

          Kau tau, penduduk langit juga sangat sibuk sekali. Jadi heran kami, tatkala melihat makhluk bumi yang terkadang nampak santai terlihat menganggur, menonton televisi, bermain ke daerah satu ke daerah lain, tidur kelamaan, dan tidak punya rencana dalam menjalani hidupnya. Padahal tugas mereka menjadi khalifah di bumi dan beribadah pada Allah. Tentu sudah tertebak siapa yang ku maksud. Ia, siapa lagi kalau bukan manusia. Kalau binatang dan tumbuhan, mereka selalu tunduk dan patuh. Mereka berdua sengaja diciptakan Allah untuk mengikuti apapun arahan manusia. Jangan salah, mereka dalam suara-suara yang hanya kami yang bisa memahami bahasanya, selalu bertasbih pada Allah setiap waktu. Selain itu, daun gemeresik, angin bertiup, laut berombak, awan bergerak, sungai mengalir, gunung berdiri tegak di tempatnya, itu semua tasbih-tasbih makhluk bumi yang kami penduduk langit bisa mendengarnya.

         Kami pun tau ketika ada makhluk bumi yang menentang perintah Allah. Geram juga kami. Meskipun geramnya kami tidak seperti yang kau bayangkan seperti ekspresi-ekspresi pemain sinetron yang sedang acting itu. Atau seperti ibu-ibu yang sedang kesal pada anaknya. Tidak. Tidak seperti itu juga. Allah biasanya memerintahkan kami mendoakan balasan yang setimpal bagi mereka yang berbuat dosa. Neraka menggeram marah kepada pelaku keburukan. Dia bertanya-tanya, tidak adakah manusia lain yang memberi peringatan tentang beratnya siksa di dalam neraka? Kau tau, penduduk langit saja sangat takut berdekat-dekat dengan neraka, kecuali siapa saja yang bertugas menjaganya. Seperti malaikat malik. Neraka itu apinya berwarna hitam. Punya 7 tingkat dan jarak antar tingkatnya saja 70 tahun perjalanan. Mengerikan sekali.

         Sebaliknya, kami juga mendengar kabar ketika amalan baik sedang dikerjakan dengan luar biasa bagus oleh makhluk bumi baik manusia maupun jin. Maka langit kami terkadang sampai bergetar saking besarnya ganjaran Allah yang diberikan pada makhluk bumi yang taat itu. Lalu kami beramai-ramai memujinya dan membicarakannya. Terkagum dan berharap kelak makhluk itu bisa bersama kami menjadi penghuni langit. Asal kau tahu, nama-nama pelaku kebaikan itu sangat terkenal di negeri kami. Walaupun di dunia bumi, ia mungkin tidak terkenal atau bahkan dihinkan manusia yang lain. Di sini, orang itu jadi idola kami dan sering kami sebut-sebut kebaikannya. Allah sangat memuliakan pelaku kebaikan itu dengan menyuruh kami terus mendoakan yang baik-baik untuk orang itu. Surga juga sudah tak sabar menanti kedatangannya.

         Aku mau memberitahumu sebuah rahasia. Rahasia yang menyangkut dirimu, manusia. Coba simak kisah diriku. Nanti kau akan paham rahasia apa yang akan aku sampaikan. Aku hujan. Setiap saat aku beruntung bisa beberapa waktu dipergilirkan di bumi mengaliri sungai, berenang-renang di laut. Berubah lagi menjadi awan di tempat tinggalku, langit. Lalu, aku menjadi hujan lagi. Kau tau kan, aku makhluk langit. Tapi di bumi, kau juga mengenaliku sebagai air. Jadi sebenarnya aku makhluk bumi atau langit?

         Coba pikirkan baik-baik. Seperti pula kau, wahai manusia. Sekarang kau sedang tinggal di bumi. Kau ingat dahulu nenek moyangmu, Adam dan Hawa tinggalnya dimana?

             Ya, di salam surga.

             Alias di langit.

          Baru diturunkan ke bumi ketika tiba masanya karena godaan iblis. Sebenarnya tanpa godaan iblis pun, Adam dan Hawa memang akan dijadikan Allah sebagai khalifah di bumi. Beserta anak cucunya, yakni kamu, bani manusia.

            Jadi, kau ini makhluk bumi atau langit?

           Tersenyum kan sekarang J Exactly, Betul banget. Kamu makhluk langit, sama sepertiku. Akan tiba waktunya ketika kamu akan kembali ke dunia langit. Saat kamu kembali, tinggal mana pilihan tempat tinggalmu, surga yang penuh kenikmatan atau neraka yang panas membara. Dan asal kau tau, semua penghuni langit saat ini pasti menyarankanmu tinggal bersama kami di surga. Hanya para pembangkang yang menghuni neraka, sampai ngeri rasanya mendengar geraman marah neraka. Di sana, manusia dibakar dosa-dosanya karena banyak melanggar perintah Allah. Tak ada yang hidup juga tidak ada yang mati. Benar-benar siksaan lahir batin. Mungkin kapan-kapan akan aku ceritakan. Hindarilah neraka sekuat-kuatnya. Jangan lupa untuk meniatkannya mulai sekarang, imbangi dengan menabung amalan baik semasa hidupmu di bumi saat ini. Apa-apa yang disukai Allah, kerjakan. Karna baru saja lubang pintu neraka dibuka sebesar bentuk tautan jempol dan telunjuk saja, kami tak kuat dengan hawa panasnya.

             Kuberi tau satu rahasia lagi. Ini sudah kuulang-ulang dan tersirat sejak awal.

             Rahasia itu adalah: Penduduk langit punya tabiat berbuat baik.

            Maka untuk kembali seperti fitrahmu menjadi penduduk langit, ingatlah betul-betul, selama ini kau sebenarnya makhluk yang mencintai kebaikan. Tenang saja, mentaati aturan Allah itu sangat menentramkan hati meskipun terlihat sulit pada awalnya. Jika sudah terbiasa, efeknya dalam kehidupanmu sungguh positif, berbanding terbalik dengan efek dosa pada kehidupanmu, sangat menyengsarakan di sisa waktu dan terlihat nikmat saat melakukannya. Berhati-hatilah membedakannya. Allah sudah memberikan panduan terbaik-Nya dalam  Al Qur’an dan Sunnah Rasulmu. Semua sudah diberikan Allah kesempatan dan sarana yang sesuai kondisi masing-masing untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Hidayah atau petunjuk sudah berseliweran mendatangimu. Ambilah dan gapai sebanyak-banyaknya hidayah itu. Taufiq Allah akan tiba untuk menjagamu.

         Cukup sudah hari ini,  Lain waktu insyaAllah (kalau Allah menghendaki, yaaa tapii..) kita sambung lagi J

Aku sudah dipanggil sama penggembalaku, si makhluk cahaya.


Wassalamu’alaikum.. see you..


*)kisah ini fiksi, namun bukan berarti tidak berasal dari peristiwa nyata :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar