Senin, 04 Desember 2017

Ayun, Kamu Cantik

"Apa? Minta nomer hp ayahku, mas? Buat apa?" teriak Ayun pada ponsel yang terhubung dengan seseorang di seberang sana. Di tengah ia yang terburu-buru sedang bersiap memakai sepatu sebelum pergi ke kampus, seseorang menelpon. Tak sekadar menelpon, orang ini malah meminta nomer hp ayahnya. Katanya ada orang lain yang ingin serius melamar Ayun, meminta bantuan si penelpon untuk menghubungkannya ke Ayun.

Ayun setengah berlari tak peduli. Bersama langkah kaki yang cepat, memburu jam kuliah yang sebentar lagi dimulai, ia menjawab singkat bahwa ia tak ingin menikah sekarang. Jadi tidak perlu seseorang itu menghubungi ayahnya karena ia pasti akan menolak. Ayun masih ingin fokus kuliah. Sekarang saja aku kelabakan atur jadwal kuliah dan aktivitas luarku, gimana mau nikah, pikir Ayun dalam hati.

Secepat kilat ia menjawab, secepat itu pula orang di seberang sana menyudahi telepon dan Ayun pun menutup telepon tepat di luar kelas pagi ini. Ia menghela nafas sebentar lalu memutuskan segera masuk kelas. Pagi ini berjalan lancar. Ayun sudah melupakan telepon seseorang di pagi ini.

Waktu bergerak dari pagi ke siang hari. Kuliah Ayun sudah selesai dan tidak ada mata kuliah lagi yang harus diikuti. Selepas aktivitas kuliah, ia terngiang lagi telepon tadi pagi. Hatinya gundah gulana. Mengapa ada orang yang ingin memilihku sebagai pendamping hidupnya padahal aku tidak cantik? Apa yang dia lihat dari diriku, pikirnya berulang-ulang.

(Bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar