Pernahkah Anda merasa tidak sreg dengan perbuatan orang lain? Biasanya orang lain yang terdekat, seperti Ibu, ayah, adik, kakak, atau sahabat dan kawan sekitar kita. Mereka melakukan sesuatu yang menurut pandangan kita 'kurang seharusnya.' Hati kita tidak suka dan ingin ia mengubah tingkah lakunya tersebut.
Sebagai contoh, Ayah tidak suka anaknya tidur lagi setelah sholat subuh, Ibu tidak suka anggota keluarga yang tidak langsung mencuci piring setelah makan, dan contoh lain yang kerap dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Orang menjadi mudah sekali mengeluhkan keburukan tingkah laku seseorang tanpa memikirkan apakah sudah ikut berusaha mengubahnya menjadi lebih baik. Dan apakah usaha untuk mengubah 'seseorang' itu jadi lebih baik sudah tepat atau malah memperparah tingkah laku buruknya. Jarang sekali orang memikirkan usaha hingga sejauh itu. Kebanyakan orang hanya membiarkan tingkah laku orang lain jika merasa sudah 'berusaha sesuatu', berhasil maupun tidak.
Terkadang, orang yang 'berusaha' mengubah orang lain merasa langkah yang diambilnya sudah tepat. Orang lain tersebut merasa sebaliknya, orang yang 'berusaha' itu menyebalkan sekali. Sekarang yang perlu dilihat apakah sikap 'kurang seharusnya' itu benar-benar buruk secara norma atau hanya karena perbedaaan pendapat yang sama-sama benar.
Sebagai contoh, sikap yang buruk secara umum itu membuang bungkus makanan tidak di tempat sampah, sedangkan sikap yang hanya karena perbedaaan pendapat itu memilih pekerjaan swasta atau negeri.
Kita sebagai orang yang berada di pihak 'menegur' orang agar mengubah sikapnya, hendaknya sebisa mungkin,
1. Identifikasi dulu sikap itu salah secara norma atau bukan,
2. Tanyakan alasan 'dia' bertingkah kurang seharusnya dan cari tahu penyebabnya,
3. Lakukan cara menegur yang baik sehingga mengubah sikap 'kurang seharusnya' secara tetap.
Dan sebagai yang ditegur, coba lagi,
1. Interospeksi diri, kalau salah ya mengalahlah, tak perlu marah jika ditegur.
2. Saat teguran terasa menyakitkan, anggap itu perhatian dan kasih sayang penegur pada kita. Itu artinya ia memperhatikan diri kita.
3. Saat perbedaaan sikap karena perbedaaan pendapat, jelaskan pandangan dengan lembut dan cari persamaan pendapat. Jika menuju perdebatan sebaiknya tidak dilanjutkan penjelasannya.
4. Berusaha berubah dengan melakukan usaha antisipasi secara pribadi maupun minta bantuan orang lain terutama penegur.
Dan ketika seseorang sedang berusaha berubah, janganlah kita menjadi pihak yang suka mencela. Sebab kita kadang tak tahu usahanya dalam hati dan diri yang sudah ia lakukan. Karena jangan-jangan celaan dan sindiran kitalah yang membuatnya terhambat berubah.
Dan untuk yang sedang berusaha berubah, boleh jadi sesuatu itu buruk menurut kita tapi itu baik dalam pandangan Allah, maka bersemangatlah terus memperbaiki diri :)
Sebagai contoh, Ayah tidak suka anaknya tidur lagi setelah sholat subuh, Ibu tidak suka anggota keluarga yang tidak langsung mencuci piring setelah makan, dan contoh lain yang kerap dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Orang menjadi mudah sekali mengeluhkan keburukan tingkah laku seseorang tanpa memikirkan apakah sudah ikut berusaha mengubahnya menjadi lebih baik. Dan apakah usaha untuk mengubah 'seseorang' itu jadi lebih baik sudah tepat atau malah memperparah tingkah laku buruknya. Jarang sekali orang memikirkan usaha hingga sejauh itu. Kebanyakan orang hanya membiarkan tingkah laku orang lain jika merasa sudah 'berusaha sesuatu', berhasil maupun tidak.
Terkadang, orang yang 'berusaha' mengubah orang lain merasa langkah yang diambilnya sudah tepat. Orang lain tersebut merasa sebaliknya, orang yang 'berusaha' itu menyebalkan sekali. Sekarang yang perlu dilihat apakah sikap 'kurang seharusnya' itu benar-benar buruk secara norma atau hanya karena perbedaaan pendapat yang sama-sama benar.
Sebagai contoh, sikap yang buruk secara umum itu membuang bungkus makanan tidak di tempat sampah, sedangkan sikap yang hanya karena perbedaaan pendapat itu memilih pekerjaan swasta atau negeri.
Kita sebagai orang yang berada di pihak 'menegur' orang agar mengubah sikapnya, hendaknya sebisa mungkin,
1. Identifikasi dulu sikap itu salah secara norma atau bukan,
2. Tanyakan alasan 'dia' bertingkah kurang seharusnya dan cari tahu penyebabnya,
3. Lakukan cara menegur yang baik sehingga mengubah sikap 'kurang seharusnya' secara tetap.
Dan sebagai yang ditegur, coba lagi,
1. Interospeksi diri, kalau salah ya mengalahlah, tak perlu marah jika ditegur.
2. Saat teguran terasa menyakitkan, anggap itu perhatian dan kasih sayang penegur pada kita. Itu artinya ia memperhatikan diri kita.
3. Saat perbedaaan sikap karena perbedaaan pendapat, jelaskan pandangan dengan lembut dan cari persamaan pendapat. Jika menuju perdebatan sebaiknya tidak dilanjutkan penjelasannya.
4. Berusaha berubah dengan melakukan usaha antisipasi secara pribadi maupun minta bantuan orang lain terutama penegur.
Dan ketika seseorang sedang berusaha berubah, janganlah kita menjadi pihak yang suka mencela. Sebab kita kadang tak tahu usahanya dalam hati dan diri yang sudah ia lakukan. Karena jangan-jangan celaan dan sindiran kitalah yang membuatnya terhambat berubah.
Dan untuk yang sedang berusaha berubah, boleh jadi sesuatu itu buruk menurut kita tapi itu baik dalam pandangan Allah, maka bersemangatlah terus memperbaiki diri :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar