Rabu, 15 November 2017

Sahabatku Suka Drama Korea

"Mon, lagi nonton apaan sih?"
.
Bukannya menjawab, Mona yang ditanya hanya terpatung di depan laptop tak berkedip. Ia begitu fokus nonton. Hilya yang gemes lihat Mona duduk memeluk lutut sambil asyik lihat laptop itu akhirnya beranjak mendekat. Hilya intip apa yang sedang ditonton teman sekosnya sampai sebegitunya.
.
"Ealah, drama korea lagi toh. Judulnya apa yang ini? Anteng banget nontonnya," Hilya pun berceletuk tak kaget melihat apa yang ditonton Mona. Sudah sangat biasa baginya menemukan Mona sedang asyik nonton drama korea. Hilya yang justru sibuk memikirkan bagaimana caranya menghentikan kecanduan Mona pada drama korea. Mona tak hentinya download drama korea untuk ditonton setiap hari. Sekarang masih gratis via wifi kampus. Lah kalau nanti sudah lulus? Habis berapa kuota buat download? Bisa habis duit ratusan ribu untuk beli kuotanya aja itu.
.
"Oi, Hil, sini ikut nonton. Bagus lho, yang ini tentang sejarah modern pangeran korea," tawar Mona yang tiba-tiba memecah kebisuannya dengan mengajak nonton dan menjawab pertanyaan Hilya, lebih tepatnya menjawab tapi bukan sepenuhnya dari pertanyaan Hilya.
.
"Iya bagus. Semua drakor mah bagus buat kamu. Emang apa bedanya sama drakor yang ceritanya pangeran korea selatan nikah sama putri korea utara itu?" Hilya pun balik bertanya sekadar menanggapi Mona, teringat cerita drama korea yang sebelumnya pernah Mona ceritakan.
.
Mona balik asyik nonton, mengabaikan pertanyaan Hilya. Saking gemesnya, Hilya pun menonyor main-main bahu temannya itu. "Oi, Monaa"
.
"Hihi. Denger kok, Hil. Aku denger kamu bilang apa," sahut Mona.
.
"Bilang apa coba?" tanya Hilya balik.
.
Mona mengucapkan kembali pertanyaan Hilya dan sekaligus menyampaikan perbedaan versi kedua drama tersebut. Ia betul-betul paham alur ceritanya. Hilya cuma geleng-geleng dibuatnya. Hilya pun duduk sebentar menemani Mona nonton untuk tahu sedikit jalan pikiran temannya ini.
.
"Mon, sampai kapan kamu nonton drakor gak habis-habis gini?"
"Sampai bosen, Hil."
"Kapan bosennya?"
"Kalau udah gak ada yang menarik lagi."
"Halah kamu mah, selalu kepo sama drama baru."
"Hehe itu tahu."
"Dasar ni bocahh."
.
Hilya mulai bertanya serius, "Mon, kamu suka drama, kuliahmu tetep beres kan? Sholat lima waktu oke? Tilawah sejuz?"
"Tenang, Hil. Semuanya aman. Tugas kuliah beres. Sholat lima waktu juga. Palingan tilawah doang yang kadang gak bisa sejuz" jawab Mona tenang.
.
"Apa kamu mau nonton gini aja? Mending ikutan jalan-jalan kemana gitu kek. Ke Taman Pintar, museum, kajian, seminar apa gitu yang bikin kamu gerak enggak ngedon di kamar mulu' gini. Tilawah gak sejuz dibilang aman," tawar Hilya.
Mona menoleh teman yang sudah ia anggap lebih dari keluarganya ini, "Iya Hilya cantik. Entar ikut kamu deh mau kemana perginya. Hihi iya deh berusaha perbaikin tilawahnya."
.
"Mon, kamu tahu kan, drama itu salah satu cara orang asing buat menanam budaya mereka supaya diikuti negara lain? Aku takut kamu terpengaruh lho sama budaya mereka yang gak sesuai sama adab Islam, kayak bergaul berlebihan lawan jenis, hedonisme, suka heboh di tempat umum, nge-gang, parahnya lagi yang udah gak dibolehin agama," Hilya mulai menunjukkan kekhawatirannya. Mona tersenyum kecil berterima kasih dalam hati atas perhatian temannya ini.
.
"Iya Hilya sayang. Mona akan berusaha ngontrol deh. Habisnya udah hobi sama cerita-cerita gitu. Dan drakor yang paling seru alur ceritanya. Habis ini janji deh bakal ngurangin," jawab Mona panjang lebar.
.
"Habisnya sayang aja waktumu habis buat nonton. Mending buat kamu habisin bangun sukses masa depan kamu. Bangun bisnis apa gitu kek. Kamu pinter bikin kue kan? Bisa dijual tuh. Atau nulis. Kamu jago bikin cerpen juga kan?" Hilya berapi-api memberi motivasi.
.
Mona sudah tidak lagi menghadap drama yang ditontonnya. Ia sedang berpikir mengenai ucapan Hilya lantas menyahut, "Aha. Iya aku bisa ngikutin saranmu itu, Hil. Btw, sering-sering ingetin aku ya. Aku emang beruntung punya sahabat kayak kamu." Mona tiba-tiba memegang tangan Hilya penuh terima kasih.
.
Kedua orang sahabat itu pun saling tersenyum dan mengeratkan genggaman tangan mereka.

2 komentar:

  1. Ceritanya keren dan inspiratif banget kak. Btw aku dulu juga penggemar drakor dan musik kpop. Alhamdulillah sekarang udah berkurang.

    BalasHapus
  2. 😥Ana juga dulu penggemar drakor, menghabiskan waktu, Alhamdulillah sudah hampir setahun ni gak ngikutin lagi...
    Ceritanya bagus, tips-tips dari Hilya keren...

    BalasHapus