"Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati"
Sepanjang jalan pulang dari Puskesmas hari ini hatiku merutuki siapa yang menciptakan lagu ini? Sakit gigi itu alamak sakit pakai banget. Senut-senut sampai ke telinga. Siapa juga yang mau milih sakit gigi daripada sakit hati. Bukan berarti juga mau sakit hati yaa.
Sepanjang jalan, Aku sibuk berpuasa mulut ketika ditanya, sibuk menata hati, memberi sugesti positif bahwa sakit ini sebentar saja. Astaghfirullah, tak kusangka keputusan untuk menambal gigi berlubangku berbuntut ke seluruh tubuh begini reaksinya. Air mata hampir saja menetes, telinga terasa nyeri, badan tak kuat rasanya mengangkat berat-berat. Lidah terasa kelu mengubah suaraku menjadi tak jelas saat berbicara.
Bagaimana ceritanya semua penderitaan (lebay) ini dimulai? Beginilah kisah ini bermula; Suatu pagi seorang wanita yang juga ibu muda itu meminum air putih dari gelas bening miliknya. Tetiba dari lubang giginya yang hanya sebuah saja di sebelah kanan bawah itu terasa nyes seperti reaksi gigi sensitif terhadap air dingin. Akhirnya diputuskanlah oleh ibu muda ini berdasarkan nasehat dari ibunya agar segera menambal lubang giginya sebelum semakin melebar.
Ada satu hal yang dilupakan si ibu muda ini, dia sedang menyusui. Bagaimanalah nanti jika gigi sakit makan tak nafsu? Bayinya butuh banyak nutrisi dari makanan yang jumlahnya juga harus banyak. Apalah artinya lagi sekarang setelah nasi menjadi bubur.
Syukurlah setelah Aku sampai rumah dan istirahat siang, sorenya sudah tak terlalu sakit terasa. Buat siapapun juga, mencegah lebih baik daripada mengobati. Rajinlah sikat gigi dan makan makanan berkalsium tinggi agar gigi sehat dan tak berlubang. Oiya, penting menghindari kerikil kecil yang muncul di nasi maupun lauk di piring Anda. Oke?
Sepanjang jalan pulang dari Puskesmas hari ini hatiku merutuki siapa yang menciptakan lagu ini? Sakit gigi itu alamak sakit pakai banget. Senut-senut sampai ke telinga. Siapa juga yang mau milih sakit gigi daripada sakit hati. Bukan berarti juga mau sakit hati yaa.
Sepanjang jalan, Aku sibuk berpuasa mulut ketika ditanya, sibuk menata hati, memberi sugesti positif bahwa sakit ini sebentar saja. Astaghfirullah, tak kusangka keputusan untuk menambal gigi berlubangku berbuntut ke seluruh tubuh begini reaksinya. Air mata hampir saja menetes, telinga terasa nyeri, badan tak kuat rasanya mengangkat berat-berat. Lidah terasa kelu mengubah suaraku menjadi tak jelas saat berbicara.
Bagaimana ceritanya semua penderitaan (lebay) ini dimulai? Beginilah kisah ini bermula; Suatu pagi seorang wanita yang juga ibu muda itu meminum air putih dari gelas bening miliknya. Tetiba dari lubang giginya yang hanya sebuah saja di sebelah kanan bawah itu terasa nyes seperti reaksi gigi sensitif terhadap air dingin. Akhirnya diputuskanlah oleh ibu muda ini berdasarkan nasehat dari ibunya agar segera menambal lubang giginya sebelum semakin melebar.
Ada satu hal yang dilupakan si ibu muda ini, dia sedang menyusui. Bagaimanalah nanti jika gigi sakit makan tak nafsu? Bayinya butuh banyak nutrisi dari makanan yang jumlahnya juga harus banyak. Apalah artinya lagi sekarang setelah nasi menjadi bubur.
Syukurlah setelah Aku sampai rumah dan istirahat siang, sorenya sudah tak terlalu sakit terasa. Buat siapapun juga, mencegah lebih baik daripada mengobati. Rajinlah sikat gigi dan makan makanan berkalsium tinggi agar gigi sehat dan tak berlubang. Oiya, penting menghindari kerikil kecil yang muncul di nasi maupun lauk di piring Anda. Oke?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar