Sudah lama aku tak merasakan sensasi ini. Menjadi seorang pembelajar sejati dari kehausan ilmu. Entah kemarin-kemarin mengapa tak bisa segera menyadarinya? Ya, sudah penuh rasa bosan di setiap sudut pikiran, fisik, dan hati. Ternyata kuncinya sederhana. Membuka diri untuk mencoba hal yang jarang dilakukan. Istilah singkatnya, variasi. Ketika bosan melulu menghadapi kesibukan organisasi dan tuntutan tugas sebagai pelajar, selingi dengan mencoba hal-hal baru (yang positif tentunya), atau mencari pengetahuan di bidang yang tak kita geluti. Kalau biasanya berada di suasana bahasa inggris dalam keseharian, boleh banget kalau sekali-sekali nyari pengetahuan tentang sains.
Aku jadi mengerti, mengapa ketika kuliah ini terasa lebih membosankan dibanding SMA. Eits, tapi tidak semua orang begitu juga. Kupikir sebabnya karena banyak pelajaran di SMA itu sebagai suatu hiburan ketika penat di satu mata pelajaran tertentu, ada mata pelajaran lain yang menghibur. Kalau di kuliah? namanya juga penjurusan, tentu saja materinya spesifik bidang yang digeluti. Bagi yang tak menyelingi aktivitas belajarnya (fikri) dengan aktivitas penyeimbang jasmani (fisik), dan rohani (hati), dia akan cepat kolaps. Kalau sudah begitu, tinggal tunggu waktu, manakah salah satu dari bagian penyusun tubuh ini yang sakit.
Berbeda dengan seseorang yang sudah bisa mengelola diri sendiri. Ia mencukupi tubuh lewat pemberian "makanan" sehari-hari dengan seimbang setiap hari pada masing-masing aspek. Untuk hati ia mengisi dengan kedekatan pada Penciptanya; untuk fisik ia berolahraga dan makan teratur dengan pola perilaku sehat; dan untuk pikiran ia mengisinya dengan ilmu yang bermanfaat. Itu semua dilakukan tidak menunggu satu minggu atau sebulan berlalu hingga hati (qalbu) kering atau daya pikir menjadi tumpul. Tetapi teratur dan terpedulikan dengan tertib. Dengan demikian, manusia ini akan sehat lahir batin.
Tak perlu terlampau berlebihan menyesali, karna ketika belum bisa, proses menyadari itu sebuah karunia yg besar. Dan ketika terus berproses dengan tekad menuju lebih baik, itu akan menjadi benar-benar bisa di suatu masa di antara waktu-waktu nendatang. Yang perlu dilakukan adalah menyempurnakan ikhtiar dan terus menaruh harapan akan hasil terbaik.
Kata sahabatku, berfokuslah pada apa yang bisa dilakukan untuk membuat hari ini lebih baik dari hari kemarin. Lakukan yang terbaik. Dan lupakan yang sudah dilakukan kemarin.
Tetap semangat!
Zulfa Fadha'il Izzah
10.29 WIB 24 Februari 2014
Selasar rumah cinta yang kuat
Aku jadi mengerti, mengapa ketika kuliah ini terasa lebih membosankan dibanding SMA. Eits, tapi tidak semua orang begitu juga. Kupikir sebabnya karena banyak pelajaran di SMA itu sebagai suatu hiburan ketika penat di satu mata pelajaran tertentu, ada mata pelajaran lain yang menghibur. Kalau di kuliah? namanya juga penjurusan, tentu saja materinya spesifik bidang yang digeluti. Bagi yang tak menyelingi aktivitas belajarnya (fikri) dengan aktivitas penyeimbang jasmani (fisik), dan rohani (hati), dia akan cepat kolaps. Kalau sudah begitu, tinggal tunggu waktu, manakah salah satu dari bagian penyusun tubuh ini yang sakit.
Berbeda dengan seseorang yang sudah bisa mengelola diri sendiri. Ia mencukupi tubuh lewat pemberian "makanan" sehari-hari dengan seimbang setiap hari pada masing-masing aspek. Untuk hati ia mengisi dengan kedekatan pada Penciptanya; untuk fisik ia berolahraga dan makan teratur dengan pola perilaku sehat; dan untuk pikiran ia mengisinya dengan ilmu yang bermanfaat. Itu semua dilakukan tidak menunggu satu minggu atau sebulan berlalu hingga hati (qalbu) kering atau daya pikir menjadi tumpul. Tetapi teratur dan terpedulikan dengan tertib. Dengan demikian, manusia ini akan sehat lahir batin.
Tak perlu terlampau berlebihan menyesali, karna ketika belum bisa, proses menyadari itu sebuah karunia yg besar. Dan ketika terus berproses dengan tekad menuju lebih baik, itu akan menjadi benar-benar bisa di suatu masa di antara waktu-waktu nendatang. Yang perlu dilakukan adalah menyempurnakan ikhtiar dan terus menaruh harapan akan hasil terbaik.
Kata sahabatku, berfokuslah pada apa yang bisa dilakukan untuk membuat hari ini lebih baik dari hari kemarin. Lakukan yang terbaik. Dan lupakan yang sudah dilakukan kemarin.
Tetap semangat!
Zulfa Fadha'il Izzah
10.29 WIB 24 Februari 2014
Selasar rumah cinta yang kuat