Senin, 27 November 2017

Senyum Madu

Ummi,
Kau tak sendiri.
Aku berdiri di sini,
Di belakangmu berlari.
Berusaha sejajarimu,
Yang waktu demi waktu,
Semakin dekati senja.
Tak berhenti walau sekejap saja.

Ummi,
Aku bisa merasa,
Meranamu sepanjang usia.
Senyum sendumu temani hari,
Yang tak kunjung berubah,
Seperti harapanmu.
Padahal tak seujung kuku
Pun, ada kata menyerah.

Ummi,
Tataplah Aku.
Lihatlah kesungguhanku.
Berlari menyejajarimu.
Tolong percayai,
Akan tiba manisnya waktu,
Memetik buah perjuanganmu.

Ummi,
Teruslah menguat.
Berdamai, dan berbahagia.
Tak putus mendoa,
Agar tiba masa,
Senyum abadimu,
Semanis madu.

Minggu, 26 November 2017

Resep Lele Kukus Bungkus Pisang

Bahan :
2 ekor Lele dipotong masing-masing jadi tiga untuk tiap bungkus daun pisang
3 siung Bawang merah
2 siung Bawang putih
1 butir kemiri
1 cabai merah panjang (jika suka pedas)
Gula garam secukupnya
Air secukupnya
Daun pisang untuk membungkus

Cara membuat :
1. Bersihkan lele dan cuci lalu potong-potong.
2. Daun pisang dibersihkan bisa dijemur dulu.
3. Iris bawang merah, bawang putih. Haluskan kemiri dengan garam
4. Siapkan daun pisang, bentuk seperti pincuk lalu tata lele, tuang bumbu di langkah nomor 3. Tambahkan gula
5. Tutup daun dengan 'biting'
6. Kukus di dandang sampai matang kurang lebih 30 menit.

Selamat mencoba

Sabtu, 18 November 2017

Pedang Usia

Detik demi detik
Waktu demi waktu
Bergulir
Berjalan
Berkurang
Ia bagai pedang
Menebas pada yang tak awas
Melibas kesempatan tak terganti
Sehat sebelum sakit
Muda sebelum tua
Kaya sebelum miskin
Lapang sebelum sempit
Hidup sebelum mati
Sudah kau gunakan untuk apa?
Kau toreh sejarah hidup sebagai apa?
Kita semakin dimakan usia
Mari senantiasa hidup bermakna

Jumat, 17 November 2017

Generasi Milenial Gak Suka Nulis?

Well, generasi melek internet dan dunia digital lainnya memang dominan menggunakan visual dan pencetan jari tangan untuk menikmatinya. Dan benarkah  memberikan efek tak suka menulis tangan? Coba cek satu per satu aktivitas bermedia digital ini,

1) Browsing
Istilah lainnya ada searching, googling, dan berselancar di dunia maya pada awalnya akrab dari urusan ingin mencari tau banyak informasi. Browsing dilakukan dengan mengetikkan keyword pada mesin pencari (search engine) lalu muncullah situs-situs terkait. Jadi, aktivitas yang dilakukan ketika browsing menggunakan jari tangan untuk mengetik keyword, memencet link situs, dan membaca isi situs. Tambahan aktivitas lainnya yakni bisa menyimpan, mengunduh dan juga membagi informasi.

2) Gaming
Yap. Bermain online. Situs khusus maupun fasilitas dari media sosial banyak sekali hobi nge-game. Aktivitas ini relatif banyak dilakukan dengan menonton dan menggerakkan jari tangan sesuai instruksi games. Games memang melatih kecepatan dan penyusunan strategi, bergantung jenis games-nya. Kalau gamesnya berupa isian kuis, barulah mengetikkan jawaban.

3) Blogging
Udah tahu, kan?? Blogging merupakan aktivitas membuat konten website agar memberi manfaat sesuai tujuan pembuat pada pengguna website. Nah, ini dia aktivitas dunia maya yang menuntut kreativitas otak dan kelihaian bahasa. Aktivitas blogging bermuatan tulisan paling sering menggunakan ketikan jari tangan untuk menulis, mengedit, dan mendesain tampilan.

4) Chatting
WhatsApp, Kakao, Line merupakan aplikasi-aplikasi berbasis chatting, yakni digunakan untuk fungsi komunikasi pesan tulis dan suara. Mengobrol semakin mudah dengan mengetikkan kata-kata lisan menjadi tulisan, atau merekam suara. Jaringan informasi berbentuk tulisan pun viral dari aktivitas berbagi para penggunanya. Namun pertanyaannya, seberapa banyak penulis informasi berbentuk tulisan dibanding para penyebarnya?

5) Posting Sosmed
Facebook, instagram, tweeter dominan menfasilitasi kegiatan posting para penggunanya. Status tulisan, bergambar, bisa di-upload setiap saat. Bagi yang suka menulis status panjang bisa, yang pendek pun bisa, bergantung aplikasi pendukung mana yang dipilih. Mengasah kebiasaan menulis? Bagi yang rajin posting tulisan, mungkin iya, karena ada pula rajin posting status pendek yang konten bahasanya lebih seperti bahasa chatting.

6) Watching
YouTube, Instagram, dan aplikasi penyedia film seperti Viu, Hooq, memanjakan mata para penggunanya. Tinggal klik, lalu tonton. Bisa tinggalkan komentar atau subscribe pada aplikasi seperti YouTube.

Jika diambil kesimpulan dari kegiatan generasi milenial di dunia maya, blogging, chatting, dan posting sosmed paling banyak menfasilitasi tulisan oleh pengguna. Bentuk tulisan pada aktivitas chatting kebanyakan berupa percakapan. Aktivitas blogging memuat bentuk tulisan hasil narasi mirip tulisan tangan, sedangkan posting sosmed bisa keduanya.

Lantas, apakah generasi milenial tidak suka menulis? Jika yang dimaksud menulis di atas kertas, generasi milenial yang memiliki gadget pribadi berupa handphone, laptop, tablet, dan semacamnya tentu lebih sering memilih mengetik di gadget. Jika yang dimaksud menulis adalah membuat tulisan hasil catatan membaca, mendengar ceramah, atau menuangkan gagasan baru, ini perlu disurvei lebih lanjut.

Faktanya, kebiasaan membaca buku orang Indonesia baru setingkat satu buku dibaca tujuh orang berbeda dengan Jepang yang satu orang membaca empat buku, padahal kebiasaan menulis banyak dipengaruhi kebiasaan membaca. Jika kebiasaan membaca orang Indonesia baru setingkat itu, tentu bisa diprediksi bukan bagaimana kebiasaan menulisnya? Ini menjadi pe-er bersama bangsa Indonesia.

Kamis, 16 November 2017

Asma Amanina

Sebuah lagu melantun syahdu didengarkan sepasang suami-istri berusia muda.
Allah ghayyatuna
Arrasul qudwatuna
Alquran dusturuna
Aljihad sabiluna
Almautu fiisabilillah, Asma Amanina

2007
Suatu siang menjelang sore di sebuah sekolah diniyah (agama), seorang ustadz bertanya pada murid-muridnya,
"Hari ini saya akan bertanya apa cita-cita kalian."
Bergantian sang murid menyampaikan cita-cita mereka.
"Aku ingin jadi orang kaya."
Si ustadz tersenyum mengaminkan, "Bagus. Kenapa ingin jadi kaya?"
Si murid tadi menjawab, "Supaya bisa ngasih orang lain, tadz. Bisa beli apa aja."
Ustadz manggut-manggut.
"Berikutnya!"
"Saya ingin jadi pemilik perusahaan komputer," ujar seorang murid berkaca mata.
"Bagus. Kenapa?"
"Saya ingin menjadi salah satu pengembang teknologi di Indonesia supaya gak ketinggalan zaman."
Ustadz kembali tersenyum.
Lalu berkata, "Lanjut!"
Dengan malu-malu seorang murid perempuan ini berkata, "Saya ingin bertemu Allah."
Deg. Hati ustadz serasa disiram air sejuk, "Kenapa kamu ingin bertemu Allah?"
Si murid perempuan ini berkata, "Ustadz bertanya cita-cita, itu berarti tujuan hidup tertinggi. Saya ingin bertemu Allah yang sudah menciptakan saya. Saya cinta Allah. Kalau Allah di neraka, saya akan kesana, karena Allah di surga, saya pun ingin kesana."
Ustadz sejenak menunduk. Sebenarnya hanya ingin menyembunyikan air mata yang hampir tumpah. Saat menegakkan kepala, ustadz berkata, "Istiqomahlah kamu. Semoga Allah kabulkan keinginanmu."
Siang itu pun terasa lebih sejuk, dan menjadi memori berkesan di hati murid-murid sekolah diniyah.

Kembali ke sepasang suami-istri berusia muda yang sedang mendengarkan lagu tadi. Bunda membuka pembicaraan,
"Anak SMP tadi hebat ya Yah, memilih bertemu dengan Allah sebagai cinta dan muara kehidupan baginya. Ya, asma amanina (cita-cita tertinggi). Kita juga kan?"
Ayah menanggapi, "Anak itu pasti merasakan nikmatnya iman. Tentu saja kita juga. Pernikahan kita juga semata-mata untuk menggenapkan separuh agama."
"Kini murid-murid ustadz itu satu per satu sudah menikah dan berkeluarga."
"Bunda kenal anak perempuan itu?"
Bunda hanya menatap Ayah tersenyum. Hatinya merindukan masa-masa yang indah menimba ilmu agama bersama sang ustadz.

Allah adalah tujuan kami
Rasulullah tauladan kami
Al quran pedoman hidup kami
Jihad adalah jalan juang kami
Mati di jalan Allah adalah cita-cita kami tertinggi.

Rabu, 15 November 2017

Sakit Gigi

"Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati"

Sepanjang jalan pulang dari Puskesmas hari ini hatiku merutuki siapa yang menciptakan lagu ini? Sakit gigi itu alamak sakit pakai banget. Senut-senut sampai ke telinga. Siapa juga yang mau milih sakit gigi daripada sakit hati. Bukan berarti juga mau sakit hati yaa.

Sepanjang jalan, Aku sibuk berpuasa mulut ketika ditanya, sibuk menata hati, memberi sugesti positif bahwa sakit ini sebentar saja. Astaghfirullah, tak kusangka keputusan untuk menambal gigi berlubangku berbuntut ke seluruh tubuh begini reaksinya. Air mata hampir saja menetes, telinga terasa nyeri, badan tak kuat rasanya mengangkat berat-berat. Lidah terasa kelu mengubah suaraku menjadi tak jelas saat berbicara.

Bagaimana ceritanya semua penderitaan (lebay) ini dimulai? Beginilah kisah ini bermula; Suatu pagi seorang wanita yang juga ibu muda itu meminum air putih dari gelas bening miliknya. Tetiba dari lubang giginya yang hanya sebuah saja di sebelah kanan bawah itu terasa nyes seperti reaksi gigi sensitif terhadap air dingin. Akhirnya diputuskanlah oleh ibu muda ini berdasarkan nasehat dari ibunya agar segera menambal lubang giginya sebelum semakin melebar.

Ada satu hal yang dilupakan si ibu muda ini, dia sedang menyusui. Bagaimanalah nanti jika gigi sakit makan tak nafsu? Bayinya butuh banyak nutrisi dari makanan yang jumlahnya juga harus banyak. Apalah artinya lagi sekarang setelah nasi menjadi bubur.

Syukurlah setelah Aku sampai rumah dan istirahat siang, sorenya sudah tak terlalu sakit terasa. Buat siapapun juga, mencegah lebih baik daripada mengobati. Rajinlah sikat gigi dan makan makanan berkalsium tinggi agar gigi sehat dan tak berlubang. Oiya, penting menghindari kerikil kecil yang muncul di nasi maupun lauk di piring Anda. Oke?

Resep Chicken Drum Stick

Bahan:
500 gr daging ayam halus bagian paha
250 gr tepung terigu
1 butir telur
air secukupnya
tepung roti/ panir secukupnya
minyak goreng secukupnya
bumbu rempah.


Cara membuat:
1. Sayat paha ayam di bagian yang memiliki sedikit daging, lalu gulung ke atas hingga membentuk drum.
2. Ikat gulungan paha ayam dengan benang supaya tidak lepas ketika dimasak.
3. Rebus dengan air dan bumbu rempah hingga daging empuk, tiriskan. Lepas ikatan talinya.
4. Kocok satu butir telur dalam mangkuk. Siapkan tepung terigu dan tepung panir masing-masing dalam wadah tersendiri.
5. Paha ayam yang sudah berbentuk drumstik, oleskan pada tepung terigu. Lalu pada telur. Lalu tepung terigu lagi. Dan terakhir pada tepung panir sambil bentuk seperti bulatan drumstick.
6. Goreng hingga matang berwarna kecoklatan.
7. Sajikan selagi hangat.

Selamat mencoba

Sahabatku Suka Drama Korea

"Mon, lagi nonton apaan sih?"
.
Bukannya menjawab, Mona yang ditanya hanya terpatung di depan laptop tak berkedip. Ia begitu fokus nonton. Hilya yang gemes lihat Mona duduk memeluk lutut sambil asyik lihat laptop itu akhirnya beranjak mendekat. Hilya intip apa yang sedang ditonton teman sekosnya sampai sebegitunya.
.
"Ealah, drama korea lagi toh. Judulnya apa yang ini? Anteng banget nontonnya," Hilya pun berceletuk tak kaget melihat apa yang ditonton Mona. Sudah sangat biasa baginya menemukan Mona sedang asyik nonton drama korea. Hilya yang justru sibuk memikirkan bagaimana caranya menghentikan kecanduan Mona pada drama korea. Mona tak hentinya download drama korea untuk ditonton setiap hari. Sekarang masih gratis via wifi kampus. Lah kalau nanti sudah lulus? Habis berapa kuota buat download? Bisa habis duit ratusan ribu untuk beli kuotanya aja itu.
.
"Oi, Hil, sini ikut nonton. Bagus lho, yang ini tentang sejarah modern pangeran korea," tawar Mona yang tiba-tiba memecah kebisuannya dengan mengajak nonton dan menjawab pertanyaan Hilya, lebih tepatnya menjawab tapi bukan sepenuhnya dari pertanyaan Hilya.
.
"Iya bagus. Semua drakor mah bagus buat kamu. Emang apa bedanya sama drakor yang ceritanya pangeran korea selatan nikah sama putri korea utara itu?" Hilya pun balik bertanya sekadar menanggapi Mona, teringat cerita drama korea yang sebelumnya pernah Mona ceritakan.
.
Mona balik asyik nonton, mengabaikan pertanyaan Hilya. Saking gemesnya, Hilya pun menonyor main-main bahu temannya itu. "Oi, Monaa"
.
"Hihi. Denger kok, Hil. Aku denger kamu bilang apa," sahut Mona.
.
"Bilang apa coba?" tanya Hilya balik.
.
Mona mengucapkan kembali pertanyaan Hilya dan sekaligus menyampaikan perbedaan versi kedua drama tersebut. Ia betul-betul paham alur ceritanya. Hilya cuma geleng-geleng dibuatnya. Hilya pun duduk sebentar menemani Mona nonton untuk tahu sedikit jalan pikiran temannya ini.
.
"Mon, sampai kapan kamu nonton drakor gak habis-habis gini?"
"Sampai bosen, Hil."
"Kapan bosennya?"
"Kalau udah gak ada yang menarik lagi."
"Halah kamu mah, selalu kepo sama drama baru."
"Hehe itu tahu."
"Dasar ni bocahh."
.
Hilya mulai bertanya serius, "Mon, kamu suka drama, kuliahmu tetep beres kan? Sholat lima waktu oke? Tilawah sejuz?"
"Tenang, Hil. Semuanya aman. Tugas kuliah beres. Sholat lima waktu juga. Palingan tilawah doang yang kadang gak bisa sejuz" jawab Mona tenang.
.
"Apa kamu mau nonton gini aja? Mending ikutan jalan-jalan kemana gitu kek. Ke Taman Pintar, museum, kajian, seminar apa gitu yang bikin kamu gerak enggak ngedon di kamar mulu' gini. Tilawah gak sejuz dibilang aman," tawar Hilya.
Mona menoleh teman yang sudah ia anggap lebih dari keluarganya ini, "Iya Hilya cantik. Entar ikut kamu deh mau kemana perginya. Hihi iya deh berusaha perbaikin tilawahnya."
.
"Mon, kamu tahu kan, drama itu salah satu cara orang asing buat menanam budaya mereka supaya diikuti negara lain? Aku takut kamu terpengaruh lho sama budaya mereka yang gak sesuai sama adab Islam, kayak bergaul berlebihan lawan jenis, hedonisme, suka heboh di tempat umum, nge-gang, parahnya lagi yang udah gak dibolehin agama," Hilya mulai menunjukkan kekhawatirannya. Mona tersenyum kecil berterima kasih dalam hati atas perhatian temannya ini.
.
"Iya Hilya sayang. Mona akan berusaha ngontrol deh. Habisnya udah hobi sama cerita-cerita gitu. Dan drakor yang paling seru alur ceritanya. Habis ini janji deh bakal ngurangin," jawab Mona panjang lebar.
.
"Habisnya sayang aja waktumu habis buat nonton. Mending buat kamu habisin bangun sukses masa depan kamu. Bangun bisnis apa gitu kek. Kamu pinter bikin kue kan? Bisa dijual tuh. Atau nulis. Kamu jago bikin cerpen juga kan?" Hilya berapi-api memberi motivasi.
.
Mona sudah tidak lagi menghadap drama yang ditontonnya. Ia sedang berpikir mengenai ucapan Hilya lantas menyahut, "Aha. Iya aku bisa ngikutin saranmu itu, Hil. Btw, sering-sering ingetin aku ya. Aku emang beruntung punya sahabat kayak kamu." Mona tiba-tiba memegang tangan Hilya penuh terima kasih.
.
Kedua orang sahabat itu pun saling tersenyum dan mengeratkan genggaman tangan mereka.

Selasa, 14 November 2017

Fitrah

Cerita 1
Ada seorang laki-laki yang sangat baik hati. Orang ini ketika berbicara hanya kata-kata baik yang keluar dari lisannya. Ketika bertindak tanduk pun sama, seolah-olah hanya kebaikan yang tampak. Ia bergaul dengan siapa saja. Namun yang unik, ia terlihat tidak terpengaruh dengan kata-kata maupun tindakan temannya yang buruk, seperti ada filter tak kasat mata. Ia termotivasi, mengingat, dan meniru hal-hal yang baik saja. Setidaknya begitulah kesan teman yang berada di sekitarnya. Ia jadi nampak polos, lugu, dan jujur. Namun sebenarnya, ia sangat kharismatik dan dihargai orang sekitarnya.

Cerita 2
Ada seorang laki-laki yang sangat menyebalkan. Orang ini ketika berbicara ingin terlihat paling hebat, sehingga ia seringkali berdebat dengan siapapun yang diajak bicara olehnya. Pilihan kata-katanya seolah-olah disengaja untuk menyakiti lawan bicaranya. Ketika bertindak tanduk, ia semaunya sendiri dan tidak mau dimintai bantuan. Orang ini membuat tanpa sadar orang lain enggan berada di dekatnya. Ia nampak seolah-olah bahagia di atas penderitaan orang lain.

Apakah Anda sudah baca kedua cerita di atas?
Bagaimana reaksi hati Anda, lebih nyaman membaca cerita 1 atau cerita 2?
Inilah yang dinamakan fitrah. Fitrah adalah sesuatu kecenderungan asal manusia yang dibawa sejak lahir. Cinta kebaikan, keindahan, kejujuran, keadilan adalah fitrah asal manusia. Jika Anda merasa senang, bahagia dan ingin bertemu sosok orang di cerita pertama, artinya Anda masih sedang merasakan hati yang mengikuti fitrah. Namun terkadang manusia tak jarang mengabaikan fitrah lantaran mengikuti hawa nafsu. Manusia yang terlalu sering mengabaikan alarm fitrah bisa dikatakan ia durhaka dan hendaknya ia segera kembali untuk taat.

Minggu, 12 November 2017

Malaikat Pengemis

"Jreng.. jreng..jreng..," suara petikan gitar terdengar nyaring dari depan jalan rumah tetangga. Arum yang sedang duduk-duduk di teras menduga suara gitar itu milik pengamen.
.
Ah masuk rumah aja sebelum pengamennya nyampai sini, batin Arum. Namun sebagian hatinya berbisik, kenapa kamu lari, Rum, supaya ndak perlu ngasih gopek? Sedekah, Rum. Masa beli pulsa minimal enam ribu, sedekah engga nyampai segitu aja berat? Ini hari jumat lagi.
.
Arum pun sejenak berpikir. Ia ikuti hatinya yang berbisik untuk tetap duduk tidak jadi masuk ke dalam rumah. Sekalian dengerin lagu gratis ah, hibur Arum dalam hati. Ia berencana membiarkan pengamen menyanyi sebuah lagu lalu ia beri recehan gopek.
.
Tibalah saatnya si pengamen datang. Bukannya bernyanyi, pengamen paruh baya dengan kaki pincang itu menyapa si Arum. Karena disapa, Arum mendekat dan bersalaman dengan orang itu.
.
"Assalamualaikum Bu. Bu ibu, ibu kan orang baik, begini Bu, aku baru aja ditinggal mati ibuku. Uangku habis  padahal mau  pulang  ke desa. Istriku nunggu di terminal. Aku butuh uang juga  buat beli beras. Tolong ya Bu."
.
Arum pun masuk rumah. Uang habis beli pulsa ada kembalian lima belas ribu, itu aja, semoga cukup, kalkulasi Arum dalam hati. Saat diberikan pada pengemis, ucapan terima kasih didapat Arum. Namun ternyata si pengemis belum mau pergi. Ia malah bercerita,
.
"Oiya Bu, satu lagi. Anakku butuh Al Qur'an. Al Qur'an di rumahku digigit tikus. Bukannya bohong ya Bu. Anakku perempuan pengen beli."
.
Arum tercengang. Pengemis ini sudah dikasih masih minta lagi? Arum pun menjawab, "Saya ada Al Qur'an. Bisa langsung dibawa."
.
Pengemis itu berkelit berusaha meyakinkan, "Ah anak saya masih muda biar dia yang membeli sendiri Al Qur'an kesukaannya. Kalau dia baca Qur'an dari ibu, pahalanya buat ibu selamanya. Nama siapa? Nanti dia bisa bantu ibu kerja gratis di rumah ini. Rumah saya di kota X."
.
Arum berpikir di satu sisi ia tak ingin menolak orang yang meminta Al Qur'an tetapi uangnya tinggal dua lembar warna biru. Akhirnya mau tak mau ia keluarkan selembar uang birunya sambil berdoa semoga kelak ada rezeki lebih baik yang menggantinya.
.
Si pengemis mengucapkan terima kasih dan berlalu pergi. Arum masih merasa tercengang dan terus saja mensugesti positif apa yang dilakukannya tadi tidak salah. Iya, kan?
.
Arum pun berpikir bahwa siapa tau pengemis tadi adalah malaikat yang dikirim Allah untuk membersihkan hartanya. Ia belum bersedekah bulan ini. Allah sayang padanya sehingga cara melatih ia ringan tangan berinfaq dengan mendatangkan pengemis tadi.
.
Arum pun segera melupakan peristiwa itu sampai saat jumat berikutnya tiba, pengemis itu datang lagi mengemis di sekitar rumahnya saat ia sedang berkendara keluar rumah. Syukurlah, pengemis itu masih manusia betulan bukan jadi-jadian yang akan membuat Arum semakin merinding.