Kamis, 19 November 2015

Testimoni Penonton Film 3: Alif Lam Mim


“Kamu inget gak, waktu kamu dateng ke papa buat ngelamar aku?”
Diam dan hanya tatapan penuh makna Lam sebagai jawaban.
Gendhis pun melanjutkan, “Apa yang kamu bilang waktu itu, aku inget sampai sekarang, dan itu yang akhirnya ngebuat papa memilih kamu.”
Lam pun semakin dalam menatap istrinya.
“Kamu minta aku buat nemeni kamu berjuang.
Bukan ngebuat aku jadi bahagia,loh,” kata-kata Gendhis seolah menghujam hati Lam.
 Ia masih belum berhenti mengungkapkan semuanya pada Lam,
“Cuma kamu satu-satunya yang bisa ngajarin aku buat gak takut ngehadapin dunia.
Dan gak menggantungkan hidup sama uang.”
Sejuknya pagi itu seolah tak ada apa-apanya dibanding sejuknya kata-kata Gendhis di hati Lam.
Dia masih belum berhenti.
“Agak shock sebenernya semalem ada kata-kata resign,
Tapi gimana kamu bisa berjuang sementara mikirin masalah pekerjaan.
Aku ga ingin jadi istri yang membuat tuli suaminya.
Ini saatnya kamu jadi contoh untuk Gilang, buat ngenilai mana yang benar dan yang nampak benar.”
 ~Gendhis dan Lam pada suatu pagi di kota metropolitan Jakarta tahun 2036
(dengan beberapa perubahan)
---

Kisah di atas merupakan sepenggal cuplikan film Alif Lam Mim dengan Lam yang diperankan oleh Abimana Aryasatya, dan Gendhis oleh Tika Bravani. Suami istri ini dihadapkan oleh pilihan sulit ketika lagi-lagi Lam sebagai seorang jurnalis di media terkemuka Indonesia saat itu, ditawari tiket wisata meliput keindahan Bromo untuk mengalihkan perhatiannya dari pengusutan kasus pengeboman Candi Café, dimana Alif (Cornelio Sunny) menjadi korban, dan pesantren tempat tinggal Mim (Agus Kuncoro), sepupu Gendhis, diduga menjadi tersangka.

Film 3: Alif Lam Mim ini menyuguhkan nuansa action, romance, dan religi yang sangat langka bisa disatukan secara apik dalam sebuah film. Anggy Umbara memunculkan ide kreatif sarat makna dengan mengangkat tema yang jarang dibahas dalam dunia perfilman Indonesia. Film ini seolah membobol kelaziman perfilman Indonesia yang kebanyakan temanya berputar pada kisah percintaan saja. Alif Lam Mim berhasil membuat penontonnya dalam waktu singkat merasakan kekaguman aksi bela diri, kehangatan cinta, ketajaman berpikir ala detektif , dan membawanya pada alur cerita yang tak terduga.

Tema terorisme dan dalang dibaliknya sungguh memikat, dan kecanggihan teknologi masa depan menjadikan film ini penuh inspirasi. Masih ada sesi Alif, Mim, dan saat ketiganya bersama-sama beraksi mengagumkan. Siapa sebenarnya Alif, Lam, dan Mim, serta bagaimana kejadian teror bom yang mengikat mereka bertiga. Itu semua bisa Anda saksikan secara terbatas di bioskop terpilih di beberapa Kota Besar, seperti Jakarta (Blok M Square), Bandung (CGV Blitz), Jogja (CGV Blitz), Medan (CGV Blitz), dan masih banyak lagi. 

Penasaran dengan filmnya? Silakan tonton thrillernya di sini