Apa yang Anda pikirkan melihat bawang merah di bawah ini?
Coba deskripsikan.
Bisa bentuk, warna, tekstur, atau mungkin Anda jadi teringat pada sesuatu?
Sudah punya gambaran?
Yakin?
Sudah benar-benar yakin ada gambaran?
Ok,
Simpan baik-baik gambaran Anda.
.
.
.
Sekarang, sampaikan gambaran itu pada kolom komentar di bawah artikel ini.
Sudah?
Ah yang benar..
Jangan hanya melewatkannya tanpa menulis sepatah kata pun ^_^
Tak usah malu-malu, hanya tuangkan saja apa yang terlintas dibenak saat kau melihat bawang merah itu.
Coba lihat lagi, itu benar-benar apa yang anda pikirkan tentang bawang merah ini?
Baiklah, sabar sebentar.
selanjutnya, lihat gambar bawang merah di bawah ini.
Seperti sebelumnya, klik "reply" pada baris komentarmu yang tadi, lalu tuliskan pendapatmu.
Selesai.
----------
Sebenarnya apa yang sedang kita pelajari?
Sebagian dari Anda mungkin sudah menuliskannya dalam kolom komentar.
Sebagian lagi mungkin sibuk menerka-nerka apa maksudnya langkah-langkah di atas.
Atau sebagian lagi tak ambil pusing ingin segera membalik halaman ini, mencari bagian paling akhir dari tulisan ini, bertanya-tanya "dimana rahasia gambar ini? Adakah tulisan tersembunyi?"
Hehe,
Mari kita ulas bersama.
Dari sedikit "permainan" di atas, setidaknya kita jadi tahu, tipe orang seperti apakah kita (Pikir sendiri:)
Bagaimana kita memandang sesuatu.
Persepsi apa yang muncul.
Hingga ungkapan adakah bekas / pelajaran yang terambil dari bacaan yang telah kita baca?
Oke, kali ini benar-benar tentang bawang merahnya.
Di gambar pertama, sekilas bawang merah terlihat dengan kulit kotor, dengan lapisan luar yang sudah busuk, pucat, bahkan mungkin ada yang mengira bawang merah ini sudah tak berguna dan sebaiknya dibuang saja.
Namun setelah melihat gambar dua,
mungkin ada yang paham bahwa ini gambar setelah bawang merah itu dikupas. Tapi masih bingung, apa hubungannya. Dan ada juga yang mendeskripsikan bawang merah itu seperti apa tampaknya, bentuk, warna, dan seterusnya. Dari itu semua,
Adakah yang bisa memetik hikmahnya?
Bawang merah itu seringkali adalah gambaran diri kita pada orang lain. Jika belum terbiasa dengan tabiat bawang, saat melihatnya kotor berlumur tanah dan ada "compang-camping" sana-sini, enggan diri ini memegang, mengupas, dan malah sampai pada simpulan, "buang saja" tanpa pernah tahu ada lapisan kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya ke dalam bawang merah itu yang segar dan enak buat bumbu masakan kita.
Namun, berbeda saat sudah memegang pisau membuka lapisan terluar lalu melihat lapisan berikutnya, diri sudah membuat bawang merah itu berguna tanpa disadari. Ah, tentunya pembaca sudah bisa mengambil sendiri maksud penulis.
Saat awal berjumpa dengan penampilan luar seseorang, sering kita memberikan berbagai penilaian yang sumber asalnya tak lain tak bukan ialah prasangka kita. Coba sedikit saja membuat interaksi dengan orang itu bisa dengan menyapa, bertanya langsung, atau selidiki saja dari yang mengenal kesehariannya, orang itu bisa jadi lebih baik dari gambaran awal kita. Kuncinya: posisikan "pisau" pikiran kita mengupas "kulit" buruknya dan temukan lapisan "baik" yang ada dibaliknya.
Nah, saat itu telah terkupas dengan baik, hasilnya "bawang" itu nampak lebih "segar" dan penuh dengan manfaat.
Ini analisisku, mungkin kamu bisa menambahkannya? (: