Selasa, 30 Desember 2014

Sepanjang Jalan Kenangan

Seorang Ibu berusia 40 tahunan menoleh padaku dengan senyumnya yang menawan hati, "Kamu sudah hafal surat An-naba kan'?" Oh tidak, tak terbayangkan sedikit pun perjalanan ini bakal jadi salah satu perjalanan paling kurindukan dan menenteramkan. Ibu itu mengulurkan Al Quran berukuran besar padaku, memintaku membuka awalan juz 30 dan menyimak hafalannnya. Di tengah laju kencang kendaraan yang membawa kami ke tujuan kota provinsi, suara merdunya yang tartil dan tepat tajwidnya pun menyihirku.

Bahkan saking terharunya, suara hafalan beliau terasa mengiris bagai sembilu. Air mata hati meleleh menahan kesedihan dengan hafalanku yang tak seberapa dan masih banyak tajwid perlu dibenahi. Ia sungguh memberikan ketukan hati yang dahsyat lewat hafalannya, bahwa usia tak membatasi seseorang dalam beribadah. Yang muda tak semudah orang yang lebih tua dalam menghafal jika tak dibarengi dengan azzam (tekad) dan jiddiyah (kesungguhan).

Ibu ini terus melanjutkan murojaah hafalannya dari awal juz 30 hingga akhir juz 30 tanpa terganggu kencangnya laju kendaraan. Ku menyimak Al Qur'an besar ibu itu sambil berpikir bagaimana bisa hafalan Ibu ini belum ada salahnya dan begitu lancar. Biasanya ketika melihat tulisan di kendaraan yang bergerak, aku merasa pusing. Tapi ini sungguh terasa sangat mengesankan sampai tak ingat lagi dengan rasa pusing. Tubuh ini berkompromi ingin mendengarnya sampai selesai. Dan satu jam terasa bagai berkendara menuju hamparan taman surga dengan bau rumput segar yang meluasakan dada.

Aku masih terkejut, ketika usai hafalan itu, Ibu itu menyampaikan bahwa ia sudah menghafal pula surat Al Baqoroh. Ya, surat terpanjang dalam Al Qur'an dengan panjang 2 juz lebih beberapa halaman. Ibu itu juga menyampaikan bahwa teman-temannya sesama penghafal bahkan ada yang bisa melantunkan murojaah 1 juz tanpa ada kesalahan. Ma Syaa Allah. Usia teman-temannya juga ada yang kepala 5. Ada juga yang tetap bisa menghafal meski sibuk bekerja menafkahi keluarga.

Pipi terasa tertampar tak kasat mata. Jiwa mudaku terbangkitkan dengan semangat orang-orang tua itu. Ya Allah, permudahkanlah kami dalam menjalankan wasiat Rasulullah, berpegang pada Al Quran dan Sunnah, termasuk menjaga, menghayati, mengahafal, dan menjadikannya bagian dari nafas kami selama hidup.

Terima kasih Bu,
Perjalanan jumat dan ahad (26-28/12) dari kota M ke kota B selama 3 jam yang luar biasa.
Barokallah ^^

ditulis Selasa, 30 Desember 2014, 14.59
di tengah semilir angin tengah rumah tercinta
Kota Pecel
ZFI