Senin, 29 September 2014

Penonton atau Penggerak

Puluhan novel bahkan ratusan buku telah dibaca orang ini. Ia pun punya banyak pengetahuan. Betul pengetahuan yang luas dan tak mendalam.
Ia sangat pintar. Ia betul, mungkin dia sangat bisa ketika ditanya tentang banyak hal.
Hanya saja perlu dicermati lebih dalam, bisakah dia melakukan apa yang dia tau?
Dapatkan ia mengamalkan seluruh ilmu yang ia tau?
Yang berguna bagi apapun dan siapapun di sekitarnya.
Inilah bedanya "penonton" dengan "penggerak".
Seseorang terus menerus memposisikan dirinya hanya sebagai pengamat, penglihat, pembaca, namun tak juga mau mengambil langkah sebagai pembuat, penggerak, dan pencetus, maka segalanya hanya akan berguna bagi diri sendiri.
Sungguh, ketika berlalu waktu orang itu, berlalu pula segala kenangan tentangnya karna tak ada sesuatu yang tertoreh dan tertinggalkan sebagai jejak orang yang pernah luar biasa itu di mata orang lain, atau di sekitarnya.
Maka mulailah bertekad tak hanya melihat, tapi mencari tau, menganalisis, lalu bergerak, membuat suatu karya perubahan dari hal kecil sekalipun yang bisa dirasakan manfaatnya bagi sekitar :)

Sabtu, 13 September 2014

Segelas Air

Satu dua tiga orang di sekitar terlihat sangat mengagumkan dan begitu membanggakan.
Mereka berbuat sesuatu yang mengundang decak kagum orang lain. Mencetuskan ide besar, pergi ke tempat keren, dan membuat suatu karya hebat.
Mereka bukan lagi orang jauh yang namanya hanya didengar, tapi karna hubungan itu lebih dekat sebab ternyata saling mengenal satu sama lain, dan bahkan dekat dalam kehidupan pribadi satu sama lain, membuat perasaan orang satu ini menjadi begitu peka.
Orang satu ini biasa-biasa saja, tak juga melakukan hal besar, pergi ke tempat keren, atau membuat karya yang hebat. Padahal ia mengenal dekat orang-orang hebat itu, bahkan menjadi sahabatnya. Namun mengapa dirinya biasa-biasa saja tak kunjung dia tau sebabnya.
Kini seseorang di sampingnya ia tanyai, "Apakah aku sebaiknya seperti dia ya? atau dia?"
Dengan santainya seseorang itu menjawab, "Ah, apa pentingnya kamu seperti dia atau dia. Paling penting bagiku, kamu menikmati betul setiap yang kau lakukan. Bukankah mereka hebat salah satunya karna punya sahabat sepertimu?"
Senyum itu pun terbit bagai sinar hangat mentari yang mengilhami kesyukuran.
Subhanallah, proses menikmati itulah yang mendatangkan kebahagiaan. Kesyukuran pada setiap hal.
Alhamdulillah..
Sebanyak apakah lafal itu terucap hari ini? ^~

9.31 pm
13 sept 2014
Kotak Kecil

Senin, 08 September 2014

Jangan Mau Menjadi Pemalas


Satu-satunya sikap yang bisa membawamu pada kenyamanan masa kini adalah kemalasan.
Tapi dia pulalah yang akan mengantarkanmu kepada keburukan di masa depan.
Mungkin kamu yang pemalas senang-senang saja ketika temanmu yang lain sigap mengumpulkan tugas kuliah sementara kamu tak megerjakannya tanpa rasa berdosa, temanmu yang lain sibuk bimbingan skripsi sementara kamu tiduran di kostan tiada henti.
Tapi tunggulah dalam beberapa tahun saja, kamu akan menelan pahitnya merasa kesepian ketika yang lain telah mampu berdiri bahkan berlari menuju karir yang cemerlang sementara kamu masih terdiam di kos-kostan.
Di situlah yang kamu temukan adalah penyesalan sob,

So, daripada bersenang-senang terlalu dini mending berupaya semaksimal mungkin selagi muda. Ukir prestasi, maksimalkan potensi diri.
Jauhkan dari sikap malas yang akan menjebakmu ke masa depan yang suram.
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).”
[HR. Bukhari dan Muslim]
Boleh di-SHARE

Setia Furqon Kholid