Sabtu, 19 Desember 2015

Resep Bola Coklat


Bahan:
beberapa roti mari/roti tawar/jenis roti kesukaan.
susu kental manis
coklat batang/meses yang dilelehkan
permen kecil

Cara buat.
1. Remas roti sampai lembut lalu bentuk bulatan-bulatan kecil dengan mencampurkan susu kental manis.
2. Lelehkan coklat dan siram ke bulatan2 coklat itu.
3. Taburkan permen-permen kecil di atasnya.
4. Masukkan ke kulkas

Semangat Mencoba! It's true delicious :p

Resep Leker Bu Agung


1 butir Telur
santan secukupnya
Terigu 1/4?
gula secukupnya
meses secukupnya

Cara buat:
1. Aduk semua bahan sampai cair kental menjadi adonan.
2. Panaskan teflon mini, segera setelah panas, tuang satu irus adonan secara tipis merata.
3. Tutup teflon sebentar agar adonan sdikit matang
4. Saat membuka, taburkan meses atau isian lain secukupnya.
5. Tutup lagi teflonnya.
6. Saat membuka, gunakan sendok tipis untuk mengelupas kulit leker itu sambil ditekuk setengah lingkaran lalu dilipat menjadi seperempat lingkaran.
7. Angkat dan leker siap dihidangkan.

Selamat Mencoba :)

Jumat, 11 Desember 2015

Rasa Cinta


Sejauh mata memandang pasti hanya ada ketulusan itu
Hal yang bernama rasa
Cinta yang menyejukkan jiwa
Mengisi hati-hati yang kering dengan embun kesejukan,
Ruh keilahian,
Dan juga derap asa kehidupan.
Yang dirasakan dalam lautan rasa zalim di sekeliling,
Kapal bermuatan cinta ini sungguh bagai
Tarian suka cita dalam derasnya deru ombak.
Buaian kasih ibu dalam pelukan kehangatan
Sinar mentari, cahaya dalam pekatnya gelap
Itulah yang kunamakan cinta
Segengggam dekapan

Rabu, 09 Desember 2015

Bunga Kesayangan Ibu



Ibu hendak pergi ke rumah nenek selama dua hari. Maka, ibu menitipkan bunga mawarnya kepada Rumi, putrinya. Dengan bersemangat, Rumi merawat bunga-bunga mawar milik sang bunda hingga ia tak menyadari bahwa vas bunga itu tersenggol.

Semua bunga yang tersusun pada vas itu menjadi berantakan dan bunganya menjadi rusak. Rumi sangat ketakutan, namun tak bisa melakukan banyak hal selain menunggu ibunya pulang dan mengakui kesalahannya.

Ketika ibunya pulang, Rumi langsung mengatakan yang sejujurnya, “Ibu, maafkan Rumi. Vas bunganya tersenggol dan bunga kesayangan ibu menjadi rusak.”

Ibu tersenyum. Rumi terkejut, “Mengapa ibu tidak marah..?”

“Bunga-bunga itu memang kesayangan ibu. Bunga ibu tanam untuk memberikan keindahan dan bukan untuk marah.”

Terkadang kita akan mengeluarkan emosi ketika kita dapati hal terbaik dalam diri kita terusik. Kita menjadi marah dan melukai banyak orang. Sadarkah kita bahwa kita dianugerahi anak-anak bukan untuk menjadi sasaran kemarahan? Demikian juga suami, istri dan sahabat.

Mereka ada bagi kita untuk membuat hidup kita bahagia sehingga tak layak bagi kita untuk menjadikannya pelampiasan emosi. Sayangi mereka sama seperti Sang Maha Kuasa menyayangi kita. Mereka adalah keindahan yang diberikanNYA.
Janganlah lekas-lekas marah atau memendam amarah dalam hati.

Sumber: http://iphincow.com/2015/08/03/bunga-kesayangan-ibu/#more-1235 

Bebaskan Hatimu, Alam ini begitu Luas!

Dunia ini terlalu sempit untuk hanya menjadi melihat ke depan. Kita perlu melihat ke samping, ke belakang, ke atas, ke bawah dan bahkan berputar sekaligus untuk menikmatinya.Ya, banyak cara untuk menikmati dunia ini dibanding hanya berputus asa ketika dirundung duka.

Allah menciptakan dunia dengan segala keindahannya. Manusia yang membuka hatinya akan bisa bersyukur melihat sedemikian hebat segala ciptaan dan kedahsyatan alam. Jikalau dibayangkan pasti berada di luar batas kekuasaan manusia biasa jika ada yang bisa merekayasanya. Hanya Allah satu-satunya yang bisa melakukannya tanpa cela.

Maka membebaskan hati dan pikiran dari kepenatan masalah di era serba rumit sekarang ini sebenarnya bisa dilakukan dengan cara sangat sederhana, yakni merenungkan segala ciptaan-Nya. Betapa sungguh keren pencipta-Nya.


Meteor jatuh di langit

Taman Tulip di negeri Belanda
Pelangi dan tornado muncul di Colorado, AS

Pertemuan Laut merah dan Samudera Hindia

Pantai Pink, NTT

Sumber foto-foto: google.com

Ah yang satu ini keajaiban sejak kecil yang jarang kita sadari, kasih sayang Ibu. Coba kau bahagiakan dia, maka segala kesulitanmu akan terurai karena sebab doa-doa Ibunda :')

Foto-foto di atas semoga membantu kita untuk banyak merenungkan ciptaan dan kekuasaan-Nya, menuntun kit lebih banyak bersyukur dan bersabar, dan melihat dunia dari cara yang luas hingga tak hanya rutukan terhadap berbagai masalah yang sedang kita alami saja yang terlintas dalam benak kita.

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang tetap mengerjakan shalatnya”
(Al-Ma’ārij [70]: 19-22)

Padahal saat kita memilih berbahagia dan mensyukuri segala yang kita punya, Allah berjanji menambah kenikmatan yang kita rasakan. 

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),maka pasti azab-Ku sangat berat."(QS.ibrahim [14]:)

Y u k, Terus B-E-R-S-Y-U-K-U-R!

Kamis, 19 November 2015

Testimoni Penonton Film 3: Alif Lam Mim


“Kamu inget gak, waktu kamu dateng ke papa buat ngelamar aku?”
Diam dan hanya tatapan penuh makna Lam sebagai jawaban.
Gendhis pun melanjutkan, “Apa yang kamu bilang waktu itu, aku inget sampai sekarang, dan itu yang akhirnya ngebuat papa memilih kamu.”
Lam pun semakin dalam menatap istrinya.
“Kamu minta aku buat nemeni kamu berjuang.
Bukan ngebuat aku jadi bahagia,loh,” kata-kata Gendhis seolah menghujam hati Lam.
 Ia masih belum berhenti mengungkapkan semuanya pada Lam,
“Cuma kamu satu-satunya yang bisa ngajarin aku buat gak takut ngehadapin dunia.
Dan gak menggantungkan hidup sama uang.”
Sejuknya pagi itu seolah tak ada apa-apanya dibanding sejuknya kata-kata Gendhis di hati Lam.
Dia masih belum berhenti.
“Agak shock sebenernya semalem ada kata-kata resign,
Tapi gimana kamu bisa berjuang sementara mikirin masalah pekerjaan.
Aku ga ingin jadi istri yang membuat tuli suaminya.
Ini saatnya kamu jadi contoh untuk Gilang, buat ngenilai mana yang benar dan yang nampak benar.”
 ~Gendhis dan Lam pada suatu pagi di kota metropolitan Jakarta tahun 2036
(dengan beberapa perubahan)
---

Kisah di atas merupakan sepenggal cuplikan film Alif Lam Mim dengan Lam yang diperankan oleh Abimana Aryasatya, dan Gendhis oleh Tika Bravani. Suami istri ini dihadapkan oleh pilihan sulit ketika lagi-lagi Lam sebagai seorang jurnalis di media terkemuka Indonesia saat itu, ditawari tiket wisata meliput keindahan Bromo untuk mengalihkan perhatiannya dari pengusutan kasus pengeboman Candi Café, dimana Alif (Cornelio Sunny) menjadi korban, dan pesantren tempat tinggal Mim (Agus Kuncoro), sepupu Gendhis, diduga menjadi tersangka.

Film 3: Alif Lam Mim ini menyuguhkan nuansa action, romance, dan religi yang sangat langka bisa disatukan secara apik dalam sebuah film. Anggy Umbara memunculkan ide kreatif sarat makna dengan mengangkat tema yang jarang dibahas dalam dunia perfilman Indonesia. Film ini seolah membobol kelaziman perfilman Indonesia yang kebanyakan temanya berputar pada kisah percintaan saja. Alif Lam Mim berhasil membuat penontonnya dalam waktu singkat merasakan kekaguman aksi bela diri, kehangatan cinta, ketajaman berpikir ala detektif , dan membawanya pada alur cerita yang tak terduga.

Tema terorisme dan dalang dibaliknya sungguh memikat, dan kecanggihan teknologi masa depan menjadikan film ini penuh inspirasi. Masih ada sesi Alif, Mim, dan saat ketiganya bersama-sama beraksi mengagumkan. Siapa sebenarnya Alif, Lam, dan Mim, serta bagaimana kejadian teror bom yang mengikat mereka bertiga. Itu semua bisa Anda saksikan secara terbatas di bioskop terpilih di beberapa Kota Besar, seperti Jakarta (Blok M Square), Bandung (CGV Blitz), Jogja (CGV Blitz), Medan (CGV Blitz), dan masih banyak lagi. 

Penasaran dengan filmnya? Silakan tonton thrillernya di sini



Kamis, 29 Oktober 2015

Belajar "Mengupas Ilmu" Bawang Merah


Apa yang Anda pikirkan melihat bawang merah di bawah ini?


Coba deskripsikan.
Bisa bentuk, warna, tekstur, atau mungkin Anda jadi teringat pada sesuatu?


Sudah punya gambaran?


Yakin?

Sudah benar-benar yakin ada gambaran?



Ok,
Simpan baik-baik gambaran Anda.
.
.
.
Sekarang, sampaikan gambaran itu pada kolom komentar di bawah artikel ini.
Sudah?
Ah yang benar..
Jangan hanya melewatkannya tanpa menulis sepatah kata pun ^_^
Tak usah malu-malu, hanya tuangkan saja apa yang terlintas dibenak saat kau melihat bawang merah itu.

Coba lihat lagi, itu benar-benar apa yang anda pikirkan tentang bawang merah ini?
Baiklah, sabar sebentar.

selanjutnya, lihat gambar bawang merah di bawah ini.

Seperti sebelumnya, klik "reply" pada baris komentarmu yang tadi, lalu tuliskan pendapatmu.

Selesai.
----------
Sebenarnya apa yang sedang kita pelajari?
Sebagian dari Anda mungkin sudah menuliskannya dalam kolom komentar.
Sebagian lagi mungkin sibuk menerka-nerka apa maksudnya langkah-langkah di atas.
Atau sebagian lagi tak ambil pusing ingin segera membalik halaman ini, mencari bagian paling akhir dari tulisan ini, bertanya-tanya "dimana rahasia gambar ini? Adakah tulisan tersembunyi?"

Hehe,
Mari kita ulas bersama.
Dari sedikit "permainan" di atas, setidaknya kita jadi tahu, tipe orang seperti apakah kita (Pikir sendiri:)

Bagaimana kita memandang sesuatu.
Persepsi apa yang muncul.
Hingga ungkapan adakah bekas / pelajaran yang terambil dari bacaan yang telah kita baca?

Oke, kali ini benar-benar tentang bawang merahnya.
Di gambar pertama, sekilas bawang merah terlihat dengan kulit kotor, dengan lapisan luar yang sudah busuk, pucat, bahkan mungkin ada yang mengira bawang merah ini sudah tak berguna dan sebaiknya dibuang saja.

Namun setelah melihat gambar dua,
mungkin ada yang paham bahwa ini gambar setelah bawang merah itu dikupas. Tapi masih bingung, apa hubungannya. Dan ada juga yang mendeskripsikan bawang merah itu seperti apa tampaknya, bentuk, warna, dan seterusnya. Dari itu semua,
Adakah yang bisa memetik hikmahnya?

Bawang merah itu seringkali adalah gambaran diri kita pada orang lain. Jika belum terbiasa dengan tabiat bawang, saat melihatnya kotor berlumur tanah dan ada "compang-camping" sana-sini, enggan diri ini memegang, mengupas, dan malah sampai pada simpulan, "buang saja" tanpa pernah tahu ada lapisan kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya ke dalam bawang merah itu yang segar dan enak buat bumbu masakan kita.

Namun, berbeda saat sudah memegang pisau membuka lapisan terluar lalu melihat lapisan berikutnya, diri sudah membuat bawang merah itu berguna tanpa disadari. Ah, tentunya pembaca sudah bisa mengambil sendiri maksud penulis.

Saat awal berjumpa dengan penampilan luar seseorang, sering kita memberikan berbagai penilaian yang sumber asalnya tak lain tak bukan ialah prasangka kita. Coba sedikit saja membuat interaksi dengan orang itu bisa dengan menyapa, bertanya langsung, atau selidiki saja dari yang mengenal kesehariannya, orang itu bisa jadi lebih baik dari gambaran awal kita. Kuncinya: posisikan "pisau" pikiran kita mengupas "kulit" buruknya dan temukan lapisan "baik" yang ada dibaliknya.

Nah, saat itu telah terkupas dengan baik, hasilnya "bawang" itu nampak lebih "segar" dan penuh dengan manfaat.

Ini analisisku, mungkin kamu bisa menambahkannya? (:

Kamis, 15 Oktober 2015

Sampai Jumpa, Zah

00.12

Mata mengerjap setelah melirik angka yang tertera di layar ponsel. Sudah larut malam rupanya. Ah sudah biasa kalau hal ini sedang terjadi. Aku tak mungkin bisa tidur nyenyak. Pikiranku akan penuh dan rasanya seluruh tubuh enggan beranjak dari tugas ini. Ya, deadline tugas merapikan administrasi kantor memang menyita waktu tersendiri. Jika ditunda, besok akan semakin menumpuk saja beban pundakku yang sudah kurus ini.

Data di excel ini semakin membuatku pening saja. Apa yang harus kulakukan? Sedikit lagi selesai. Tenang Zah, kau pasti bisa. Rangkaian angka dan keterangan ini sudah hampir selesai di worksheet terakhir. Tentu saja beberapa menit lagi mata ini bisa terpejam dalam damai. Pikirku lega.

Tangan ini masih asyik mengetik, ketika suara ketukan pintu membuat bulu kudukku berdiri. Merinding, malam-malam begini siapa yang bertamu?

"Siapa?" tanyaku. Tapi tak ada suara menyahut.

Ketukan itu masih berlanjut.
Aku semakin bingung. Tapi dalam pikirku, tak boleh berlama-lama kubiarkan siapapun di luar sana, jika ia adalah wanita dan bertamu ke sini malam-malam, tentu ada perlu sekali.

Setelah kupastikan lagi ketukan itu masih berlangsung, aku pun menuju pintu. Kusibak sedikit tirai jendela. Kuintip siapa yang datang. Hanya tampak tentengan kardus dan panjang jilbabnya saja. Kuputuskan aman. Lalu aku pun membuka pintu dengan perlahan.

"Surprise!!"

Belum selesai pintu terbuka, wanita itu langsung menghambur memelukku. Emang dia siapa sih? Main peluk aja. Tubuhku pasrah. Pelukannya sangat kuat dan bersemangat. Setelah sekian detik yang lumayan, pelukkannya mengendur, memberiku jeda singkat yang segera membuatku tersenyum setelah mengenali wajahnya.

Dia kawan lama. Siapakah gerangan? Temanku asal sumatera. Kami bertukar kabar dan sapaan. Ia kemari kukenali sebagai kawan yang akan wisuda. Aku bertanya padanya mengapa ia mengunjungiku tanpa memberitahu.

"Aku tahu kamu masih terjaga jam segini. Kerjaan kantor kan? Kupikir daripada ke tempat umi, lebih baik aku kesini menerormu.hehe"

Aku tertawa mendengar alasannya. Ternyata besok ia masih harus mengurus beberapa hal sebelum wisuda. Jadilah ia menginap di tempatku. Lebih dekat ke kampus dari rumahku daripada dari rumahnya di jogja. Kubiarkan ia melepas lelah dan beristirahat di kamarku.

---

Hari sudah cerah, dan seperti biasa aku pergi ke kantor di pagi hari. Ia kutinggal dengan segudang pesan tentang memasak nasi dan makan sayur di rumahku saja. Dan harus memberiku kabar apapun mengenai perkembangan persiapannya.

Hari berjalan seperti biasa, hingga aku dikejutkan lagi dengan sms yang masuk ke hapeku dari pengirim tak bernama. Itu belum seberapa, isinya lebih mengejutkan lagi.

Assalamu'alaikum
Pemberitahuan kepada Saudari Zahratussyifa,
waktu Anda di dunia tinggal sampai esok hari pukul 15.54 WIB
Persiapkan diri Anda dan selesaikan urusan apapun yang penting
sebelum malaikat maut mendatangi Anda.
Konfirmasi dengan membalas pesan ini.

Bunyi sms yang aneh tapi sanggup membuat jantungku berdegup kencang dan keringat dingin muncul di sekujur tubuhku. Akhir dari sms itu membuatku bertanya-tanya, apa maksudnya. Apakah dengan menjawab aku tak siap, malaikat akan menunda kepulanganku? Atau jangan-jangan aku memang sedang di'kibuli' oleh seseorang yang ingin jahil kepadaku. Kuputuskan untuk mengabaikannya. Aneh sekali, malaikat pakai bilang-bilang segala kalau mau mencabut nyawa.

Tapi aneh, efeknya bagi diriku. Sekarang aku melihat kembali semua perbuatanku selama ini. Astaghfirullah. Hafalanku! Ya Allah, aku belum menyelesaikan bahkan satu juz saja. Apa yang sudah kulakukan selama 4 tahun kuliahku kemarin? Ilmu agamaku seolah tak bertambah sedikit pun. Berapa dosaku yang belum mendapat maaf? Berapa kali aku tanpa sengaja menyakiti kawanku? Berapa amanah dan hutang yang belum lunas kubayar? Arghh.. Apakah aku bisa pulang menghadap Allah dalam keadaan begini? Orang tuaku juga belum bahagia dengan keberadaanku. Ya Allah, aku belum siap. . .

Selagi aku merenung, temanku tiba dan melihat ekspresiku, melamun.
“Hei, Zah!”
“Ehm.,” kujawab sekenanya.
“Ah, ini aku ada hal mendadak di luar rencana.”
“Kenapa ukh?,” baru kutolehkan kepalaku menghadapnya.

Ia malah sedang beres-beres baju, dan terlihat akan pergi dari rumahku.
Wajahnya menahan haru, terus tersenyum, membuatku bertanya-tanya.
“Eh, ukh, kau ada apa beres-beres baju? Mau pergi kemana?,” tak tahan aku bertanya.

Terlihat sekali ia sedang bergegas begitu cepat membereskan barang-barangnya.
Ia mengabaikanku sebentar lalu setelah tasnya digendong di belakang, ia menoleh padaku,
“Aku dapat sms bahwa waktuku sudah tiba ukh, aku harus pergi menghadap Allah sore ini. Aku balas sms itu. Dan sebentar lagi waktuku. Aku akan dijemput. Betapa beruntung Ia memutuskan menjemputku di saat 4 tahunku di sini kuhabiskan untuk hafalan, nyantri menimba ilmu di pesantren, amalan yaumiyahku membaik, dan aku sudah jauh lebih baik mengatasi segala amanah dan aktivitas pribadi. Aku sudah rindu ukh bertemu Allah. Sampai bertemu lagi nanti. Sampai jumpa di surga.”

Air mata tak mampu kutahan. Apakah ini serius? Terbit rasa penyesalan dihatiku. Apa yang dikatakannya bagai sembilu yang menghentak seluruh syaraf kesadaran hatiku. Apakah waktuku akan ditunda? Pertanyaan itu seolah diam beku di tengah dinginnya kucuran keringatku. Ah, dia sudah pamit mendahuluiku. Tak ada kata yang keluar mengantarnya.
---

01.38

MasyaAllah, aku terbangun. Kulihat sekelilingku. Badanku terbaring di depan laptop dengan worksheet terakhir masih dalam keadaan sama. Aku melihat jam dinding, kini pukul 01.38 dini hari. Mimpi itu masih terasa nyata.

Aku menangis pelan dalam hati. Begitukah rasanya menghadapi kematian? Bagaimana dengan jadwalku besok sore? Kuharap itu juga hanya mimpi.


Sumber: google.com
Kini aku tak boleh lengah oleh waktu. Waktuku tinggal sedikit sedangkan banyak urusan yang harus kuselesaikan.

Rabu, 12 Agustus 2015

Sebelas bulan

Karna Spirit Ramadhan for the next 11 months,
bukan hanya sehari, dua hari, sepekan, dua pekan,
Tapi ini 335 hari, 44 pekan, dan ribuan jam.
Maka mempertahankannya juga tak semudah membalik telapak tangan.
Juga untuk mewujudkannya pasti akan ada tantangan.

Saat ada kesalahan,
Rasanya pasti ingin lari saja.
Takut dan cemas menghadapinya.
Tapi ketika kau sedikit saja punya keberanian, lalu mengakuinya.
Bertekad menghadapi apapun yang terjadi
konsekuensi dari kesalahanmu itu,
Hidupmu jadi kembali ke jalannya satu langkah lebih dekat.

Karna kesalahan tak untuk dibiarkan.
Tapi untuk diperbaiki dan diluruskan kembali.
Semangat berbuat baiklah untuk menyambut cinta yang lebih besar.
Cinta yang abadi, milik Allah yang Kuasa.
Itu, saat Ramadhan memelukmu kembali,
semoga keadaannya jauh lebih baik terasa.
Perbaikan hidupmu sudah lebih baik lagi.
Kuharap begitu.

Jumat, 26 Juni 2015

Aku Jatuh Cinta

Aku jatuh cinta pada kesetiaan
yang berujung kasih sayang dan harapan.

Aku jatuh cinta pada beribu tulusnya maaf
yang berujung pada luasnya samudera kearifan.

Aku jatuh cinta pada pengorbanan
yang berujung mengokohkan, dan menuai kebahagiaan.

Karena itu aku jatuh cinta.

Aku jatuh cinta pada kebaikan
Meski aku jatuh berkali-kali,
Aku akan terbangun lagi,

Karna jatuh cintaku pada kebaikan,
Pada besarnya kebahagiaan yang dibawa kebaikan

"...tetapi Allah menjadikan kamu cinta keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu..." (QS. Al Hujurat: 7)

Mengutip kata-kata indah dari buku Salim A. Fillah:

“Karena ‘Umar memahami-” tulis Salim A fillah “-Cinta adalah kata kerja-adalah persoalan berusaha untuk mencintai. bahwa cinta bukanlah gejolak hati yang datang sendiri melihat paras ayu atau jenggot rapi. Bahwa, sebagaimana cinta kepada Allah yang tak serta merta mengisi hati kita, setiap cinta memang harus diupayakan. Dengan kerja, dengan pengorbanan, dengan air mata, dan bahkan darah.”

“Di jalan cinta para pejuang, biarkan cinta berhenti di titik ketaatan.. Meloncati rasa suka dan tidak suka.. Melampaui batas cinta dan benci.. Karena hikmah sejati tak selalu terungkap di awal pagi.. Karena seringkali kebodohan merabunkan kesan sesaat.. Maka taat adalah prioritas yang kadang membuat perasaan-perasaan terkibas.. Tapi yakinlah, di jalan cinta para pejuang, Allah lebih tahu tentang kita..”

di sana, ada cita dan tujuan
yang membuatmu menatap jauh ke depan
di kala malam begitu pekat
dan mata sebaiknya dipejam saja
cintamu masih lincah melesat
jauh melampaui ruang dan masa
kelananya menjejakkan mimpi-mimpi
lalu disengaja malam terakhir
engkau terjaga, sadar, dan memilih menyalakan lampu
melanjutkan mimpi indah yang belum selesai
dengan cita yang besar, tinggi, dan bening
dengan gairah untuk menerjemahkan cinta sebagai kerja
dengan nurani, tempatmu berkaca tiap kali
dan cinta yang selalu mendengarkan suara hati
teruslah melanglang di jalan cinta para pejuang
menebar kebajikan, menghentikan kebiaaban, menyeru pada iman
walau duri merantaskan kaki,
walau kerikil mencacah telapak
sampai engkau lelah, sampai engkau payah
sampai keringat dan darah tumpah
tetapi yakinlah, bidadarimu akan tetap tersenyum
di jalan cinta para pejuang
Aku percaya.
Maka aku akan melihat keajaiban
Iman adalah mata yang terbuka
Mendahului datangnya cahaya

Yang aku tahu, Allah bersamaku.

Jumat, 02 Januari 2015

Pesan Ali

Wahai anakku!
Dunia ini bagaikan samudera tempat banyak ciptaan-ciptaan-Nya yg tenggelam.
Maka jelajahilah dunia ini dengan menyebut nama Allah.
Jadikan ketakutanmu pada Allah sebagai kapal-kapal yang menyelamatkanmu.
Kembangkanlah keimanan sebagai layarmu, logika sebagai pendayung kapalmu,ilmu pengetahuan sebagai nahkoda perjalananmu, dan kesabaran sebagai jangkar dalam setiap badai cobaan.(Ali bin Abi Thalib ra)

status fb dari Rianensi Oktavia, Agustus 2014