|
Sumber: titintitan.wordpress.com |
Assalamu’alaikum..
Kenalkan makhluk bumi, namaku hujan. Aku berasal dari
langit. Setiap waktu tertentu aku diturunkan Penciptaku ke bumi. Saat itu tiba,
deraian pecut malaikat akan mengaturku dan kawan-kawan berbaris rapi agar tidak
saling bertubrukan. Suara nyalang teriakan malaikat penjaga kami itulah yang
sering dikenal di bumi sebagai petir. Ohya sudah kukatakan kan, aku tidak
sendiri diturunkan ke bumi. Aku bersama teman-temanku diturunkan dari sana.
Mirip sekali dengan gerombolan kambing gembalaan yang ada di bumi itu. Cuma
bedanya, penggembala kambing di bumi itu makhluk bumi bernama manusia. Kalau
penggembalaku siapa lagi kalau bukan makhluk langit paling taat, sang makhluk
cahaya, malaikat.
Ngomong-ngomong soal langit, di sana juga mirip seperti bumi
loh. Di sana ada penduduknya juga. Seperti penduduk bumi yang tinggal
berkelompok. Mereka juga suka membicarakan kabar-kabar terbaru. Iya, kabar apa
saja yang terjadi di dunia langit maupun bumi. Makhluk langit itu dekat sekali
dengan Allah, Raja Alam Semesta. Kami langsung dipimpin oleh-Nya. Jadi tidak
ada huru-hara di dunia langit. Setiap saat selalu aman, tentram, bahagia, sentosa,
tak kurang suatu apapun. Allah Maha Adil. Segalanya diatur-Nya dengan
bijaksana. Sungguh kehidupan yang menjadi idaman siapa saja. Maka, kami
penduduk langit pun sangat taat kepada-Nya. Setiap hari tugas kami bertasbih
memuji-Nya. Melakukan tugas-tugas yang langsung diperintahkan oleh Allah.
Contohnya seperti aku ini, beruntung sekali setiap waktu tertentu bisa
berjalan-jalan ke bumi. Tak semua dari kami penduduk langit diperintahkan turun
ke bumi, meski begitu, kami bisa mengamati semua aktivitas penduduk bumi dari
sana.
Ah kalau malaikat lebih banyak lagi tugasnya.
Bermacam-macam. Ada yang menjaga pintu gerbang langit. Ada yang mengatur
jalannya garis edar planet-planet, galaksi, dan bintang. Ada yang menegakkan
langit sehingga makhluk bumi bisa melihat dengan mata mereka bahwa langit kami
tegak tanpa tiang. Ada juga yang bertugas khusus mencari manusia yang bertasbih
kepada-Nya. Lalu diperintahkan Allah untuk menaungi mereka dan mendoakan yang
baik-baik bagi manusia itu. Itu juga berlaku pada manusia yang mencari ilmu,
mendatangi majelis yang membuat mereka ingat akan Allah, mencari nafkah yang
halal untuk keluarganya, dan manusia yang berbuat baik. Tanpa manusia sadari,
sayap-sayap malaikat itu terkepak lebar menaungi mereka saat itu.
Kau tau, penduduk langit juga sangat sibuk sekali. Jadi
heran kami, tatkala melihat makhluk bumi yang terkadang nampak santai terlihat
menganggur, menonton televisi, bermain ke daerah satu ke daerah lain, tidur
kelamaan, dan tidak punya rencana dalam menjalani hidupnya. Padahal tugas
mereka menjadi khalifah di bumi dan beribadah pada Allah. Tentu sudah tertebak
siapa yang ku maksud. Ia, siapa lagi kalau bukan manusia. Kalau binatang dan
tumbuhan, mereka selalu tunduk dan patuh. Mereka berdua sengaja diciptakan
Allah untuk mengikuti apapun arahan manusia. Jangan salah, mereka dalam
suara-suara yang hanya kami yang bisa memahami bahasanya, selalu bertasbih pada
Allah setiap waktu. Selain itu, daun gemeresik, angin bertiup, laut berombak,
awan bergerak, sungai mengalir, gunung berdiri tegak di tempatnya, itu semua tasbih-tasbih
makhluk bumi yang kami penduduk langit bisa mendengarnya.
Kami pun tau ketika ada makhluk bumi yang menentang perintah
Allah. Geram juga kami. Meskipun geramnya kami tidak seperti yang kau bayangkan
seperti ekspresi-ekspresi pemain sinetron yang sedang acting itu. Atau seperti
ibu-ibu yang sedang kesal pada anaknya. Tidak. Tidak seperti itu juga. Allah
biasanya memerintahkan kami mendoakan balasan yang setimpal bagi mereka yang
berbuat dosa. Neraka menggeram marah kepada pelaku keburukan. Dia
bertanya-tanya, tidak adakah manusia lain yang memberi peringatan tentang
beratnya siksa di dalam neraka? Kau tau, penduduk langit saja sangat takut
berdekat-dekat dengan neraka, kecuali siapa saja yang bertugas menjaganya.
Seperti malaikat malik. Neraka itu apinya berwarna hitam. Punya 7 tingkat dan
jarak antar tingkatnya saja 70 tahun perjalanan. Mengerikan sekali.
Sebaliknya, kami juga mendengar kabar ketika amalan baik sedang
dikerjakan dengan luar biasa bagus oleh makhluk bumi baik manusia maupun jin.
Maka langit kami terkadang sampai bergetar saking besarnya ganjaran
Allah yang diberikan pada makhluk bumi yang taat itu. Lalu kami beramai-ramai
memujinya dan membicarakannya. Terkagum dan berharap kelak makhluk itu bisa
bersama kami menjadi penghuni langit. Asal kau tahu, nama-nama pelaku kebaikan
itu sangat terkenal di negeri kami. Walaupun di dunia bumi, ia mungkin tidak terkenal
atau bahkan dihinkan manusia yang lain. Di sini, orang itu jadi idola kami dan
sering kami sebut-sebut kebaikannya. Allah sangat memuliakan pelaku kebaikan
itu dengan menyuruh kami terus mendoakan yang baik-baik untuk orang itu. Surga
juga sudah tak sabar menanti kedatangannya.
Aku mau memberitahumu sebuah rahasia. Rahasia yang
menyangkut dirimu, manusia. Coba simak kisah diriku. Nanti kau akan paham
rahasia apa yang akan aku sampaikan. Aku hujan. Setiap saat aku beruntung bisa
beberapa waktu dipergilirkan di bumi mengaliri sungai, berenang-renang di laut.
Berubah lagi menjadi awan di tempat tinggalku, langit. Lalu, aku menjadi hujan
lagi. Kau tau kan, aku makhluk langit. Tapi di bumi, kau juga mengenaliku
sebagai air. Jadi sebenarnya aku makhluk bumi atau langit?
Coba pikirkan baik-baik. Seperti pula kau, wahai manusia.
Sekarang kau sedang tinggal di bumi. Kau ingat dahulu nenek moyangmu, Adam dan
Hawa tinggalnya dimana?
Ya, di salam surga.
Alias di langit.
Baru diturunkan ke bumi ketika tiba masanya karena godaan
iblis. Sebenarnya tanpa godaan iblis pun, Adam dan Hawa memang akan dijadikan
Allah sebagai khalifah di bumi. Beserta anak cucunya, yakni kamu, bani manusia.
Jadi, kau ini makhluk bumi atau langit?
Tersenyum kan sekarang J
Exactly, Betul banget. Kamu makhluk langit, sama sepertiku. Akan tiba waktunya
ketika kamu akan kembali ke dunia langit. Saat kamu kembali, tinggal mana
pilihan tempat tinggalmu, surga yang penuh kenikmatan atau neraka yang panas
membara. Dan asal kau tau, semua penghuni langit saat ini pasti menyarankanmu
tinggal bersama kami di surga. Hanya para pembangkang yang menghuni neraka,
sampai ngeri rasanya mendengar geraman marah neraka. Di sana, manusia dibakar
dosa-dosanya karena banyak melanggar perintah Allah. Tak ada yang hidup juga
tidak ada yang mati. Benar-benar siksaan lahir batin. Mungkin kapan-kapan akan
aku ceritakan. Hindarilah neraka sekuat-kuatnya. Jangan lupa untuk meniatkannya
mulai sekarang, imbangi dengan menabung amalan baik semasa hidupmu di bumi saat
ini. Apa-apa yang disukai Allah, kerjakan. Karna baru saja lubang pintu neraka dibuka
sebesar bentuk tautan jempol dan telunjuk saja, kami tak kuat dengan hawa
panasnya.
Kuberi tau satu rahasia lagi. Ini sudah kuulang-ulang dan
tersirat sejak awal.
Rahasia itu adalah: Penduduk langit punya tabiat berbuat
baik.
Maka untuk kembali seperti fitrahmu menjadi penduduk langit,
ingatlah betul-betul, selama ini kau sebenarnya makhluk yang mencintai
kebaikan. Tenang saja, mentaati aturan Allah itu sangat menentramkan hati
meskipun terlihat sulit pada awalnya. Jika sudah terbiasa, efeknya dalam
kehidupanmu sungguh positif, berbanding terbalik dengan efek dosa pada
kehidupanmu, sangat menyengsarakan di sisa waktu dan terlihat nikmat saat
melakukannya. Berhati-hatilah membedakannya. Allah sudah memberikan panduan
terbaik-Nya dalam Al Qur’an dan Sunnah
Rasulmu. Semua sudah diberikan Allah kesempatan dan sarana yang sesuai kondisi
masing-masing untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Hidayah atau petunjuk sudah
berseliweran mendatangimu. Ambilah dan gapai sebanyak-banyaknya hidayah itu.
Taufiq Allah akan tiba untuk menjagamu.
Cukup sudah hari ini,
Lain waktu insyaAllah (kalau Allah menghendaki, yaaa tapii..) kita
sambung lagi J
Aku sudah dipanggil sama penggembalaku, si makhluk cahaya.
Wassalamu’alaikum.. see you..
*)kisah ini fiksi, namun bukan berarti tidak berasal dari peristiwa nyata :)