Kamis, 22 November 2018

Aliran Rasa #melatihkecerdasan

Jujur diminta bikin proyek kali ini, kepala ngeblank, mungkin karena bertepatan dengan momen nyoba tes cpns dan tinggal di tempat baru. Pikiran bercabang dan kurang fokus mengoptimalkan beberapa hal termasuk proyek family di kelas Bunsay kali ini.

But anyway, alhamdulillah ada mbak korlan Ran yang mencolekku saat itu. Sayang sekali aku masih belum ada waktu nulis sejak saat tercerahkan saat itu. Dan meskipun terlambat menuliskan kisah Melatih Kecerdasan Anak untuk disetor sesuai jadwal, insyaAllah akan kutuntaskan segera.

Bersyukur sekali aku dan hamas masih terus seharian bersama setiap hari sembari mencoba hal-hal baru dan merutinkan skedul harian. Meskipun betul, jika tanpa perencanaan, tak terasa apa saja yang ingin distimulasi dan terkadang berakhir terlupa atau ter-excuse dengan kejadian lain.

Apapun itu, semangat Bunda!
Allah bersama hamba yang bersabar.
Dan hasil tak mengkhianati usaha 😊

Membangun Kecerdasan Anak #1

Project family
Bunda feat Hamas 😍

Sebenarnya agak bingung dapat tugas project family kali ini mau bikin kegiatan apa bareng si kecil. Meskipun setiap hari bersama, ternyata jika tak dimaknai seperti ini bisa terlewati tanpa tau kita sudah melakukan apa untuk tumbuh kembang dia.

Dan kali ini, Hamas dan bunda ingin mencari teman bersama. Di tempat tinggal baru banyak anak-anak dengan rumah berdekatan. It's time to make friends. 😍👍

Siang hari, setelah Hamas makan dan tidur sebelumnya, kini waktunya dia bermain. Dia bersemangat sekali merangkak keluar rumah. Di depan rumah ada tumpukan pasir yang kata tetangga dikhawatirkan jadi tempat kucing berak, jadilah Bunda putar otak agar ia tak bermain di situ.

Pas sekali, Bunda melihat ada mbak Nada (seusia Hamas lebih tua beberapa bulan) sedang berjalan menuju mbak penjual jamu. Bunda gendong Hamas menuju kesana dan voila! Ternyata sudah ada beberapa anak laki-laki di sana. Alhamdulillah.. Hamas pun berkenalan dengan mereka. Ada Dito (7m), Aji (+-3y), Arga (+-5y), Candra (+-6y).

Hamas begitu senang dengan kehadiran teman. Ia menjulurkan tangan kepada teman terdekatnya (Tito). Maksud hati ingin berkenalan mungkin ya, namun ia melakukannya dengan 'keruwekan' (apa ya kata lainnya 🤔) semacam tangan menggaruk-genggam dengan gemas.

"Lho adiknya dielus nak, sayang itu dielus ya. Kalau di'keruwek' nanti sakit. Bisa nangis kalau sakit." Bunda pun menjelaskan sambil mencontohkan pada tangan Hamas bagaimana itu 'elus' dan menggambarkan sakitnya 'keruwek'.

Setelah mbak Jamu pergi, para anak pun pindah ke teras yang lebih teduh di rumah tetangga. Banyak mainan di sana. Hamas berbinar lagi melihatnya. Ia mulai beraksi mengaduk mainan di dalam bak truck kecil lalu menuang isinya tersebar kemana-mana. 😅

Hamas yang masih berusia 18m bermain sendiri di sana, di tengah anak-anak yang juga baru main sendiri (ifa 3y dan tito 7y). Tak apa, temani saja sembari ajak bicara.

Hari ini proyek Bunda dan hamas bersosialisasi sukses. Semoga terus berlanjut ya.. dan semakin dekat dengan tetangga.😄

7 November 2018

#gamelevel3
#kelasbundasayang
#institutibuprofesional

Minggu, 21 Oktober 2018

Tantangan Kemandirian Anak #10


Hari ke 10,
Sikat gigi. Nah sepertinya perlu usaha ekstra melatihnya sikat gigi karena semenjak bayi Bunda lupa tidak membiasakannya.

Kata Utinya, Hamas butuh diberi contoh langsung melihat Bunda sikat gigi. Masalahnya ketika sikat gigi menggendong Hamas itu tidak memungkinkan. Tapi seharusnya tidak menjadi alasan.

Setiap mandi sudah dikenalkan sikat gigi silikon yang model telunjuk itu, dia hanya menutup mulut tak mau giginya disikat. Ya memang jika terlambat menamkan kebiasaan akan butuh usaha ekstra. Semoga besok segera mau sikat gigi ya, Nak.

#hari10
#gamelevel2
#tantangan10hari
#kemandiriananak
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Tantangan Kemandirian Anak #9

Hari ke 9,
Memakai pakaian tanpa drama.
Alhamdulillah, sejak masih new born, memakaikan pakaian setelah mandi pada Hamas tidaklah terlalu jadi soal. Tangannya yang masuk ke lubang baju satu per satu selalu refleks mencari jalan keluar dan tak membutuhkan waktu lama mengajarinya agar selalu refleks mau masuk ke pakaian yang dia pakai.

Ia pun suka bergerak-gerak setelah dihanduki. Tetapi sejak awal, Bunda membuat perjanjian dengan Hamas jika Hamas boleh bergerak dari atas perlak asalkan popok sudah dipakai. MasyaAllah dia bagaikan mengerti. Sampai saat ini, sebelum pospak dipakai saat ia lupa dan akan bergerak, Bunda ingatkan lagi pun langsung tenang lagi. Doa sebelum pakai baju menjadi doa favoritnya.

#hari9
#gamelevel2
#tantangan10hari
#kemandiriananak
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Tantangan Kemandirian Anak #8


Hari ke 8
Toilet training.
Bunda berencana memulai toilet training saat Hamas sudah bisa diajak berbicara atau isyarat untuk menunjukkan keinginan, kuat berdiri, dan bisa berjalan insyaAllah. Pertimbangannya agar hamas kini fokus bisa jalan dulu.

Nah menuju kesana, persiapan sprei waterproof, celana pendek Dan stok sabar sebanyak-banyaknya. Katanya akan lebih cepat jika full lepas pospak ketika training. Bismillah, semoga di usia 2 tahun nanti Hamas sudah lulus toilet trainingnya.

#hari8
#gamelevel2
#tantangan10hari
#kemandiriananak
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Tantangan Kemandirian Anak #7

Hari ke 7,
Membereskan benda yang dilempar.
Semenjak tangan si kecil bisa meraih benda-benda sekitarnya, is senang sekali melempar benda yang diraihnya. Misalnya saja Hamas, ia suka melempar bawang merah jika ke dapur, barang di atas meja ruang tamu, dan mengacak pakaian rapi di keranjang.

Ternyata setelah mencari tahu, hal tersebut wajar. Bayi memang sedang belajar tentang gravitasi dan sebab akibat. Dan kita yang tahu dianjurkan tak lupa mengembalikan barang yang dilempar ke tempat semula dan mengedukasi anak bahwa tak setiap benda bisa dilempar, agar ia belajar membereskan benda yang sudah ia lempar dan tahu tentang aturan, konsekuensi, sebab akibat dll.

Saat setelah Hamas melempar bawang merah misalnya, Bunda akan segera memegang tangannya mengarahkan ke bawang merah yang berserakan lalu menuntunya menggenggam bawang itu dan membawanya ke tempat semula. Biasanya tak lama diacak-acak lagi. Tak mengapa, biarkan anak bereksplorasi dan nanti bisa kita contohkan merapikan kembali dan mensounding ke anak bagaimana seharusnya berbuat.

#hari7
#gamelevel2
#tantangan10hari
#kemandiriananak
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Tantangan Kemandirian Anak #6

Hari ke 6,
Bermain mandiri.

Tak dipungkiri sebagai seorang ibu rumah tangga tanpa ART, pekerjaan kerumahtanggaan tentu saja harus dihandle sendiri selama paksu belum di rumah. Terkadang sebagai new mom yang masih punya kewajiban menyusui dan momong si kecil, pelaksanaan tugas kerumahtanggaan seringkali berkejaran waktu dan tak jarang terbengkalai atau tak tersentuh. Jadilah pe er menumpuk dan lelah ketika berusaha menuntaskannya. Memang, butuh manajemen waktu dan prioritas agar semuanya berjalan lancar.

Salah satu cara mensinergikan momong anak dengan tugas rumah adalah dengan mengajak si kecil bermain sementara kita sedang mengerjakan pekerjaan rumah. Bisa dengan melibatkannya membantu dengan sederhana, atau dengan memberikannya suatu permainan yang ia bisa main secara mandiri. Tentu saja tetap dalam pengawasan dan suasana komunikasi yang tak membuatnya terabaikan.

Misalnya, Hamas punya mainan audio berbentuk boneka (Hafiz doll) yang saat dinyalakan, ada fitur suara yang muncul seperti murotal, doa harian, cerita para nabi, suara hewan, dll; atau sepedanya yang bisa mengeluarkan bermacam-macam lagu anak-anak, atau buku boardbook, dll. Jadi ketika ia senang dengan mainannya, kita bisa menungguinya sambil mengerjakan pe er.

Mainan yang menarik anak hendaknya lebih mengutamakan bisa membuat anak bergerak aktif dan yang tidak ada radiasi. Baiknya bukan pula aplikasi dalam gawai karena lebih banyak membuat anak jadi pasif dan ketergantungan.

#hari6
#gamelevel2
#tantangan10hari
#kemandiriananak
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Tantangan Kemandirian Anak #5

Hari ke 5,
Menyedot minuman lewat sedotan. Untuk yang satu ini, Hamas sudah pernah beberapa kali bisa di usia 6 bulan. Sayangnya ada suatu waktu, ia menghisap berlebihan sampai tersedak dan air yang di mulut keluar lagi.

Entah kenapa semenjak saat itu, ia belum bisa menyedot lagi. Sempat terbersit rasa kesal karena waktu menyedot terakhir kali itu eyang kakungnya kasih air kebanyakan di gelas dan sedotannya besar.

Apakah ini yang dinamakan trauma? Semoga saja seiring bertambahnya usia Hamas, ia kembali bisa menyedot minuman lewat sedotan lagi. Masih sering dicontohkan dan dicobakan langsung ke dia tapi sampai tulisan ini ditulis, ia belum lagi bisa menyedot minuman lewat sedotan.

#hari5
#gamelevel2
#tantangan10hari
#kemandiriananak
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Tantangan Kemandirian Anak #4

Hari ke 4,
Berdiri sendiri dan berjalan di usia 17 bulan bagi sebagian besar anak sudah bisa dilakukan sendiri, namun bagi Hamas, ia masih merambat, berjalan berpegangan, dan mendorong benda-benda sekitarnya untuk berjalan.

Alhamdulillah kini sudah bisa berdiri tanpa pegangan dan mulai mencoba beberapa langkah pendek tanpa berpegangan. Hanya saja menurut dokter spesialis rehabilitasi medis, lututnya belum kuat. Dan beliau menyarankan stimulasi berikut:
1. Latih anak sering menendang bola
2. Duduk bersimpuh dengan kedua lutut jadi tumpuan, posisi badan tegak berdiri
3. Mengayuh sepeda roda tiga

Selain itu, penuhi kebutuhan kalsium dan penunjang penyerapannya seperti melalui susu dan tambah konsumsi buah yang mengandung vitamin C.

Bersabarlah Nak, insyaAllah sebentar lagi engkau bisa berjalan dan berlarian seperti teman-temanmu karena janji Allah barangsiapa bersungguh-sungguh, ia akan berhasil :)

#hari4
#gamelevel2
#tantangan10hari
#kemandiriananak
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Tantangan Kemandirian Anak #3

Hari ke 3,
Terpikir lagi, kemandirian apa yang harus dilatih dengan Hamas. Aha aku teringat tentang memegang makanan sendiri. Sehari-hari, ia terbiasa disuapi. Suka pegang sendok, tapi hanya aduk-aduk makanan. Bosan, ia lempar sendok itu.

Dan makanan seperti biskuit pun begitu. Karena Bunda dan orang rumah seringkali tak sabaran saat makan dan tak suka berantakan, akhirnya lebih sering langsung disuapkan ke mulut bahkan camilannya. Kini, kami harus melatih lagi Hamas makan pakai tangannya sendiri.

Mungkin sebab lainnya juga karena seringkali mendengar teriakan saat tangan 'kotor'nya masuk ke mulut. Ia jadi tak mau membawa biskuit/ makanan digenggamannya ke mulut.

Kini, melatih Hamas memegang makanan sendiri, kumulai dari makanan camilan atau yang bisa dipegang seperti roti, biskuit, kerupuk, tempe goreng, dan lain-lain. Ku genggamkan langsung di tangan kanannya. Biasanya ia refleks melempar atau melepaskan makanan itu, maka butuh bantuan tanganku untuk menggenggam tangannya yang sudah ada makanannya, lalu dibawa ke mulut bersama-sama. Sering melihat kami makan dengan tangan masih belum membuatnya mau makan sendiri, jadi butuh langsung dilakukan melibatkannya.

Sampai ini dituliskan, ia masih belum mau memegang makanan sendiri, mungkin karena yang melatihnya belum konsisten juga.

#hari3
#gamelevel2
#tantangan10hari
#kemandiriananak
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Tantangan Kemandirian Anak #2

Hari ke 2,
Hari ini melatih Hamas mau ditinggal bersama selain Bunda lagi. Pergi lebih pagi setelah memberi Hamas nenen langsung, sekitar jam 10 pagi. Dia tidak tidur, tapi bermain dengan pakdenya. Hepi-hepi saja ketika dipamiti.

Kali ini Bunda pergi dengan radius lebih jauh dari sebelumnya untuk mengurus surat-menyurat di instansi pusat kota. Dan alhamdulillah, sempat me time juga dengan beli es krim dan makan di tempat sebentar. Sampai rumah jam 12, Hamas sedang bobok. MasyaAllah..

Kata Utinya, Hamas bergelung haus dan ngantuk. Sebelum tidur minta minum banyak. Dikipasi, dielus-elus dia mapan tidur. Tak lama dia tertidur, baru Bunda sampai rumah.

#hari2
#gamelevel2
#tantangan10hari
#kemandiriananak
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Tantangan Kemandirian Anak #1

Hari ke 1,
Sejujurnya agak bingung waktu dapat tantangan Kemandirian untuk anak. Lha, apa hal mandiri ya yang bisa dilakukan anak 1,5 thn? Ada, hanya mahmud ini perlu belajar mengejanya karena saking sederhana bentuknya, diri ini terlalu tua dibanding usia bayi untuk mengingatnya.

Hal pertama yang terpikir untuk kulatih tentang kemandirian Hamas adalah "ia tidak rewel atau menangis terus saat kutinggal pergi keluar rumah selama beberapa waktu."

Tak dipungkiri, aku ingin sekali bisa mengerjakan ini itu di luar rumah dengan leluasa. Tapi tentu saja aku ingin juga mengajaknya bersamaku. Hanya saja sampai saat ini aku belum sreg betul memilih gendongan yg cocok untuk Hamas, yang bisa dipakai untuk berkendaraan dengan aman dan nyaman. Jika tak memegang dan mencoba langsung sebelum membeli, rasanya ada yang kurang.

Aku juga tak tau apakah Hamas mau memakainya atau tidak jika aku langsung membeli tanpa ia mencoba dulu. Yes cause we're apart (with husband), the time so expensive.

Balik lagi ke latihan Hari pertama Hamas kutinggal pergi keluar rumah, alhamdulillah kog ya pas ada sesuatu hal penting yang harus kuurus. Jadilah aku tenang sudah mendapat alasan kuat melatihnya pergi kutinggal dengan eyang putri nya di rumah.

Sebelumnya sudah pernah kulatih, tapi paling lama setengah sampai 1,5 jam saja dengan tempat pergi tidak lebih dari radius 1 km sehingga aku akan cepat pulang jika ada sinyal darurat dari eyang putri nya di rumah. Itu pun biasanya pergi dalam keadaan Hamas tidur (kecuali keluar beberapa menit, Hamas tak harus bobok dulu).

Nah hasilnya, hari ini, jumat, Hamas mulai kupamiti pergi dalam kondisi tidur, sebelumnya aku sudah sounding dari pagi. Dan biasanya pergi dengan pamit akan membuatnya lebih mudah dikondisikan jikalau rewel terjadi.

Seperti hari ini, aku sempat kembali ke rumah diam-diam lalu pergi lagi. Kuintip dia diam saja bermain dengan uti sembari bobok di atas kasur karena waktu itu jadwal tidur siang. Usut punya usut, ia bangun tak lama setelah aku pergi jam 11 siang, lalu bermain dan tidak bisa tidur lagi meski sudah di tempat tidur ketika aku pulang sebentar (sekitar setengah 2 siang) lalu pergi lagi. Ketika jam setengah 3 aku sampai rumah dan ketahuan dia. Hamas langsung menangis minta nenen.

Alhamdulillah luar biasa Hamas dan juga uti yang nemani Hamas. Hari ini sudah bisa 3,5 jam mengurus keperluan di luar rumah dengan melatih Hamas bersama selain Bunda untuk sementara. 😊

#hari1
#gamelevel2
#tantangan10hari
#kemandiriananak
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Kamis, 27 September 2018

Aliran Rasa

Aliran Rasa

Berlatih Komunikasi Produktif dalam tantangan game level pertama dari kelas Bunsay ini betul-betul nano-nano rasanya. Apalagi terbilang diri ini jarang ngobrol dengan sesama anggota keluarga. Saat butuh ilmu tentang komunikasi, tepat sekali timing game komunikasi ini diberikan.

Tapi hei, kenapa beberapa komprod masih kehilangan bentuk penerapannya ya ketika di dunia nyata, saat berusaha menerapkannya. Ngeblank gitu ketika udah mau berubah jadi kata-kata atau gestur tubuh. Belum lagi ketika lupa poin dari komprod. Seakan asal saja melakukan teori yang teringat.

Ya, dari frekuensi komunikasi itu sendiri, memang betul sangat pe-er bagi saya pribadi. Karena merasa bayi belum terlalu bisa merespon, suami juga jauh ditambah kesibukan berolshop dan bergadget ria, plus bawaan watak, akhirnya frekuensi itu terabaikan. Sungguh butuh keseriusan dan usaha untuk meng-upgrade kapasitas diri ini dalam berkomunikasi. Tulis menulis justru lebih nyaman daripada ribut dalam kata-kata dan beradaptasi dengan nada.

Intinya adalah pembiasaan. Game kemarin untuk mengawali saja. Dan keberhasilannya ditentukan dari sekontinyu apa diri ini terus mencoba dan mengevaluasi pelaksanaan komunikasi produktif.

Kamis, 20 September 2018

Tantangan Komunikasi Produktif - Hari 14


Hari ke 14, semuanya merasakan gak ya?  Demam animo pendaftaran CPNS? Hola, mommy-mommy muda anak baru satu (aka mahmud abas) begini gak lepas dari keributan itu. Padahal anaknya belum lagi 2 tahun dan masih full breastfeeding.
.
Ya, memberitahukan maumu pada orang tercinta di sekitarmu saat mood sedang memburuk (baca: nahan emosi) itu sungguh luar biasa menguras energi jiwa. Saat seperti ini berusaha santai, tak perlu banyak menanggapi, mengiya-iyakan saja bisa menjadi benteng pertahanan sementara.
.
Sementara saja. Kenapa? Karena pamungkasnya adalah engkau beri tahu baik-baik, atur strategi menghadapi kemauan orang sekitarmu yang begitu perhatian agar tak kecewa dan tak tersakiti begitu mendalam. Tapi engkau harus ingat, mengorbankan dirimu demi kebahagiaan orang lain tak selalu baik. Alangkah baiknya, jika keputusan yang terlihat mengorbankan diri itu sejatinya memang kau ridhoi dan yakini membahagiakan dirimu pula.
.
#hari13
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Tantangan Komunikasi Produktif - Hari 13


Hari ke 13, berkomunikasi produktif benar-benar perjuangan buat bisa istiqomah melatihnya. Seperti pada bayi belum berusia 2 tahun, yang tak memberikan feedback langsung berupa kata-kata, tentu saja harus lebih bersabar, lebih konsisten, dan lebih rajin sebagai ibu aka orang tuanya.
.
Sedangkan dengan ayahnya yang berjauhan, ini hari pertama kami berhasil video call di pagi hari. Alhamdulillah.
Berhasil karena harus mengalah duluan ngecall. Soalnya kalau di call sering gak taunya karna hp disilent. Dan berdoa semoga mengingat komitmen semalam mau nyoba rutin menelpon. 😆
.
Dan pertanyaan kedua dari games ini, pertanyaannya rahasia ya tapi😙 membuat kami jadi lebih bergelora saat menghubungi satu sama lain. Ya, jadi ada sesuatu yang lebih diingat daripada jika kami nge-WA tanpa tujuan apapun selain mengobrol biasa.
.
Salah satu komunikasi produktif adalah menciptakan timing yang tepat ketika berbicara dengan seseorang. Kenali dari kebiasaan atau ciptakan kebiasaan mengenai timing tersebut.
.
#hari13
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Tantangan Komunikasi Produktif - Hari 12

Hari ke 12, berjauhan tempat membuatku ingin lebih dekat dengan suami. Tercetuslah ide games pertanyaan '7 Hari Mengenal Semakin Dekat'. Kami bergantian bertanya satu sama lain tentang hal yang kami ingin tahu dari diri satu sama lain.
.
Menyenangkan ternyata. Kami membangun komitmen ulang, mengevaluasi, belajar menata kata agar saran tidak begitu menghakimi dan menggurui. Komunikasi produktif memperbarui cinta kami.
.
#hari12
#gamelevel1
#komunikasiproduktif
#kelasbundasayang
#institutibupeofesional

Minggu, 16 September 2018

Tantangan Komunikasi Produktif - Hari 11


Hari ke 11, ketika Ayah dan anak bertemu ini saatnya liburan sederhana buat Bunda. Seperti hari ini. Belajar menghadapi komunikasi produktif kepada orang terdekat.
.
Alhamdulillah, Hamas semakin pintar memahami saat Bunda pamit keluar sebentar naik motor tanpa nya, ia tak rewel dan tak merengek ikut. "Bunda pergi ya Nak, InsyaAllah segera pulang begitu selesai agenda *** (menyebutkan namanya)." Ya, ini mengajarkan padanya untuk pamit dengan jelas saat pergi dari rumah.
.
Mengutarakan beberapa hal pada Ayah tentang sesuatu yang harus didiskusikan juga perlu sekali cari timing yang tepat. Misalnya setelah makan, minum teh, atau setelah ehm begituan itulah yang suami istri paham.
.
Nah hari ini betul-betul membelajarkan. Saat kita menikah, tak hanya berdua, komunikasi pada keluarga besar juga hendaknya dibangun.
.
#hari11
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Tantangan Komunikasi Produktif - Hari 10


Hari ke 10, Ayah Hamas sudah jadwalnya pulang ke rumah setelah dua minggu merantau. Namun kali ini bertepatan juga dengan selamatan syuro di rumah simbah letaknya tetangga kota. Nah kemana kah ayah pulang? Apakah ke rumah kami atau ke rumah simbah?
.
Acaranya malam hari. Dan sepertinya Hamas sudah tidur jadwalnya. Akhirnya diputuskan ke rumah simbah saja. Itu setelah sepanjang hari berubah-ubah terus keputusannya. Namun syukurnya kali ini tidak ada miskom lagi dengan ayah. Alhamdulillah.
.
Tentang cerita Hamas hari ini, dia dipijat oleh tukang urut langganan kami. Uniknya, sedari dia mulai mengenali orang-orang, tiap kali baru melihat mbah tukang urut padahal belum diapa-apakan sudah menangis duluan. Setiap kali pijat selalu drama. Ia berusaha melepaskan diri dari pijatan. Padahal setelah pijat, tidur menjadi lebih nyenyak.
.
Untuk healing rasa takutnya dipijat, kami terus mengulang-ulang sounding, "Dipijat mbah *** badannya enak kan? Dipijat endak sakit. Badan jadi enak. Bobok nyenyak. Iya kan? Coba sini dipinyik-pinyik." sambil kami praktekkan memijatnya langsung. Dia senang sekali dipijat orang rumah meski masih takut dengan orang lain yang memijatnya.
.
Alhamdulillah hari ini sudah ada perkembangan, dia tak lagi langsung menangis melihat tukang urut langganan kami. Dan ketika dipijat, badannya mapan sendiri tapi lucunya dia menangis.
.
Hihi menggemaskan. Alhamdulillah sehat terus ya, Nak. Teruslah bertumbuh.
.
#hari10
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Sabtu, 15 September 2018

Tantangan Komunikasi Produktif - Hari 9

Hari ke 9, alhamdulillah Hamas sudah sehat lagi. Dan syukurlah pagi ini ia sudah mau makan banyak lagi. Disuapi nasi dan sayur lahap sekali seperti kelaparan. Alhamdulillah nafsu makannya sudah pulih.
.
Ah ada posyandu untuk timbang berat badan Hamas. Seperti biasa, sounding dan briefing sebelum berangkat sudah kulakukan. "Hamas nanti berangkat sama uti ya. Ditimbang berat badannya di ayunan. Ndak usah nangis ya. Di sana banyak mainan juga setelah ditimbang boleh main sepuasnya. Makan jajan dari posyandu juga boleh."
.
Dia pintar sekali hanya menangis ketika ditimbang setelah itu asyik bermain. Hamas berumur 15 bulan tapi belum bisa jalan. Meski demikian, begitu rajin dia jalan berpegangan dinding lalu siapapun yang sedang menemaninya bermain akan bersorak, "Ya pintar, Hamas bisa jalan. Yuk tangannya dilepas. Hamas bisa berdiri sendiri."
.
Doakan hamas bisa segera bisa jalan ya, Bunda.
.
#hari9
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Jumat, 14 September 2018

Tantangan Komunikasi Produktif - Hari 8

Hari ke 8, saat badan anak menghangat dan yang dia mau hanya nenen saja. Dan sepertinya ia jenuh di rumah terus karena selama seharian sebelumnya cuaca berangin hingga ia tak bisa main keluar seperti biasa.
.
Sore hari setelah bangun dari tidur siang yang alhamdulillah memperbaiki kondisinya jadi lebih sehat, akhirnya eyang putri Hamas berencana mengajaknya arisan karena tempatnya nanti akan ramai anak-anak kecil juga.
.
Mulailah sounding kalau nanti di tempat arisan, Hamas pintar. Hamas bermain dan tidak rewel menangis. Hamas juga boleh makan yang banyak. Harapan emaknya karena sebelumnya Hamas susah sekali menelan makanan entah  mungkin disebabkan karena lidahnya menjadi lebih tidak enak merasakan makanan ketika sakit.
.
Dan sore hari pun terasa luang, alhamdulillah ketika pulang dapat kabar bahagia kalau Hamas makan banyak camilan di sana. Ia mau bermain tanpa menangis di keramaian.
.
Alhamdulillah nak, sehat selalu ya. Semoga besok lebih menyenangkan.
.
#hari8
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Kamis, 13 September 2018

Tantangan Komunikasi Produktif - Hari 7

Hari ke 7, berlatih komunikasi produktif ini benar-benar perjuangan. Alhamdulillah akhirnya bisa video call sama suami meskipun pembicaraan masih seputar suasana dan kondisi masing-masing saat menelpon.
.
Sedangkan komunikasi dengan anak, tantangan kali ini memahami bahasanya yang belum bisa bicara. Seharian ia tak menelan makanan. Makanan masuk ke mulut lalu dikeluarkan lagi. Tak ada makanan yang membuatnya berselera. Bunda bertanya-tanya ada apa dengan Hamas.
.
B:"Hamas kelihatan dari mimik wajah dan mulut kalau ingin makan karena lapar. Tapi mengapa makanannya dikeluarkan terus? Bosan ya? Atau ada sariawan? Atau rasanya ndak enak ya? Makan yuk nak biar perutnya ndak lapar lagi."
Seharian Bunda investigasi dengan mencoba makanan lainnya. Roti, telur, nasi, biskuit, tapi semua sama. Tidak ditelan.
.
Sepertinya ada yang tidak nyaman ditubuhnya. Agak hangat pula. Dia sebenarnya ingin makan terbukti selalu membuka mulut ketika disuapi. Ujung-ujungnya nenen. Namun apakah lidahnya terasa tidak enak? Sepertinya begitu. Badannya kurang enak.
.
Baiklah, nanti saatnya pijat ya anakku. Bersabarlah, Bunda carikan lagi makanan yang kamu bisa telan. Semoga cepat sehat sedia kala.
.
#hari7
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Rabu, 12 September 2018

Tantangan Komunikasi Produktif -Hari 6

Hari ke 6,sebuah tantangan membuatnya tetap ceria tanpa kehadiran uti yang sering mengajaknya bermain. Hari ini uti seharian keluar kota.
.
Nah, ternyata membuatnya mau makan benar-benar perjuangan. Menu sarapan yang ia tak selera lantas 3 suapan sudah.
B:"Hamas yuk a' lagi."
H: (makanan masuk tapi dia keluarkan lagi)
B:"Tempe ini enak lho,, Mas. Apa agak keras ya? Apa Hamas mau makan yang lain? Hamas mau telur goreng? Tunggu dulu ya nanti Bunda gorengkan."
H: (ia pun berhenti makan)
.
Saatnya menggoreng telur, dan siap, ia pun lanjut makan dengan senang. Tak lama, telur pun tidak habis. Selanjutnya menemaninya bermain. Ia suka mobil kakeknya. Membujuknya agar tak lama di mobil beberapa kali dicoba namun Hamas sudah lompat-lompat di dalam mobil. Intonasi tak sabaran mulai meluncur. Aku pun berusaha mengendalikan agar tidak salah pilih kata dan nada. Benar-benar ya komunikasi produktif melatih kesabaran Bunda dalam berkomunikasi ke anak. Semangat.
.
#hari6
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Tantangan Komunikasi Produktif - Hari 5

Hari ke 5, belajar intonasi dan pilihan kata yang baik.
.
B:"Hamas sholih..maem dulu yuk.."
Yang dipanggil ngeloyor ke jendela.
Bunda pun mengekor sambil menyiapkan suapan makanan. Begitu mendekat,
B:"Aaa.. yuk ak dulu" (memintanya buka mulut sambil menyodorkan makanan)
H: (buka mulut lalu mencaplok makanan) tapi tak lama kemudian, dia me'lepeh' sebagian makanan.
.
B:"Hamas kenapa nak makanannya dilepeh? Rasanya gak enak?" (Mengatur intonasi dengan senyum dan berusaha tidak menaikkan nada sambil mengatur hati supaya tidak terbawa emosi, berpikir, 'mungkin kebanyakan waktu nyuapin')
Selanjutnya, "Yuk coba lagi."
H: (masih mangap lagi, alhamdulillah)
B:"Anak pintar. Makan yang banyak ya supaya badan Hamas sehat, kuat, bisa lekas berjalan :)"
.
Mendampinginya terkadang masih suka alfa bersuara kencang terkejut maupun memilih kata negatif. Maafkan Bunda ya, Nak. InsyaAllah Bunda akan belajar terus lebih baik. Bunda sayang Hamas.
.
#hari5
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Senin, 10 September 2018

Tantangan Komunikasi Produktif - Hari 4

Hari ke 4, sounding mau berangkat ke pengajian di siang hari. Di sana ia biasa saja tak menangis, tapi sebagai gantinya tak berhenti bergerak. Acara yang di dalam ruangan pun tak optimal diikuti. Namun syukurnya banyak hal baru yang menjadi objek mainan my sweet baby, Hamas.
.
Terutama ketika harus menerangkan yang boleh dan tidak serta nama benda baru baginya. Hmm menyenangkan meski cukup lelah berjalan.
.
#hari4
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Minggu, 09 September 2018

Tantangan Komunikasi Produktif - Hari 3

Memasuki hari ke-3, tantangan ini semakin seru. Hari ini dengan Ayah masih belum bisa video call. Dari chat, kami saling utarakan kendala masing-masing. Tunggu, sepertinya ada yang belum clear. Oke, reminder untuk clarify ke Ayah nanti :)
.
Serunya hari ke-3 justru dengan Hamas, my handsome baby 15 months old. Ceritanya, hari sabtu kemarin ada kondangan di dua tempat. Dari jauh daku chat meminta izin ayah Hamas untuk mengajak Hamas menghadirinya. Ayah oke, aku pun menyiapkan Hamas bermain role play agar nanti tak rewel di keramaian.
.
Mulailah sounding dari pagi,
B:"Hamas, nanti ke nikahan temen Bunda ya.. tempat orang ramai berkumpul mengucapkan selamat karena sudah menikah. Nanti waktu masuk ruangannya, Hamas digendong Bunda terus salim sama tante."
H:"..." (Asyik bermain di atas kasur, looked no attention 😅)
B:"Sipp. Anak Bunda pintar sudah paham. Hamas waktu digendong Bunda nanti jangan nangis ya.. boleh maem atau dituntun jalan kalau mau :)"
H:".." (Senyum-senyum)
.
Dan menuju pukul 11 siang, jam keberangkatan kondangan, Hamas Bunda latih digendong dan berpura-pura antre saliman sama manten, selain ajak Hamas main seperti biasa.
.
Singkat cerita, saat perjalanan menuju tempat kondangan pertama, Hamas tertidur. Eyangnya memangku di kursi mobil bagian depan. Sampai di tempat, eyangnya bersikukuh menggendong padahal Bunda sudah siap menggantikan nggendong. Ya sudahlah daripada ribut bikin Hamas terbangun.
.
Waktu antrean salim manten, Hamas bangun dan menangis kencang. Aku pun sigap memintanya dari eyang yang sudah separuh jalan ke tempat manten berdiri. Aku membawanya ke tempat terbuka agar dia tidak terlalu kaget dengan suara kencang lagu-lagu pernikahan.
.
Tak lama ia pun berhenti menangis. Tak lupa ku sounding lagi bahwa ia sedang berada di tempat nikahan temen Bunda. Saat itu ada tetangga yang menyarankan agar aku segera mengambil hidangan yang bisa disuapkan ke Hamas. Aku merasa itu ide bagus dan memutuskan mengambil es yg ada buah alpukat dan kelapa serutnya.
.
Sayangnya, sampai dua tempat kondangan, Hamas tak mau disuapi sedikitpun. Tapi overall, ia tak rewel hanya merasa asing. Saat pulang ke rumah barulah ia lapar minta makan. Ah, soundingnya kurang ya, harusnya ditambahkan ikut makan sekalian di tempat kondangan.
.
Tak apa, semoga besok lebih baik lagi.
.
#hari3
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Sabtu, 08 September 2018

Tantangan Komunikasi Produktif - Hari 2

Tantangan hari ke 2 ini menguji hati agar tidak berprasangka buruk terlebih dahulu.  Menguji hati agar lebih sabar.
.
Setelah subuh, Ayah janji mau video call. Setelah ditunggu-tunggu, tidak ada kabarnya. Baru jam 8 pagi mengabari ternyata sinyal buruk di sana. Syukurlah bukan hal yang lebih buruk.
.
Dan kemudian menyemangati Ayah yang sedang bekerja.
.
Sore hari yang luang, bersyukur bisa video call dengan ibu mertua yang kangen cucu.
.
Dan malam gantian Ayah yang video call tapi Bunda sedang menyusui Hamas. Betul sekali, menikah hendaknya meluaskan ruang pemakluman dan kesabaran yang besar. Semoga besok menyenangkan :)
.
#hari2
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Jumat, 07 September 2018

Komunikasi Produktif - Hari 1

Tantangan 10 hari pertama game level 1 bertema komunikasi produktif ini betul-betul mak jleb rasanya. Pas banget. Butuh ilmunya buat diterapkan ke orang-orang tercinta di sekitar kita.
.
Alhamdulillah, yang bikin melting itu saat paksu sedari awal sangat mendukungku ikut kelas di IIP, "Bun, udah dapat materi  apa aja di kelas Bunsay? bagi-bagi materinya ke Ayah juga ya." #uwahh, siappp grak!
.
Dan hari ini, dimulailah kami berpartner untuk memperbaiki komunikasi agar menjadi lebih produktif. Meski jauh, tak menjadi halangan kami berusaha menerapkannya. Ya, yang penting bahagia dan positif thinking, pasti Bisa!
.
Clarify and Clear. Poin ini intinya menyederhanakan kalimat. Dan memastikan kalimat itu mudah dipahami.  Perempuan kadang-kadang suka sekali memberi tau semua informasi sekaligus. Padahal itu bisa bikin pasangan terkadang lupa rentetan kedua dan seterusnya dari kalimat informasi itu.
Contoh: "Yah, tolong nanti matikan air di kamar mandi ya kalau sudah penuh, sekalian tutup bak mandinya, habis itu belikan Bunda sabun, sampo, sama gula di toko depan ya, sabun kita habis, lainnya tinggal dikit."
.
Nah, baiknya beri tahu satu per satu.
Contoh lain yang nyata hari ini,
"Ayah sudah baca ebook-nya? Biar kita mulai tantangan ini sama-sama :)"
Stop. Cukup ngetik ini dulu via WA. Tunggu dulu respon Ayah.
Padahal dalam hati, udah pengen banget nanya lagi, "Ada yang belum paham? Mau mulai kapan?" Hehe untunglah bisa dikendalikan. Baru setelah respon pertama 'sudah', meluncurlah pertanyaan tadi.
.
Game komunikasi ini juga melatih kesabaranku. Menunggu balasan itu sesuatu. Tapi sebenarnya sudah biasa karena sehari-hari memang begitu. Saling menunggu sapaan chatting :)
.
Ini dia poin selanjutnya, tahu kapan waktu paling enak pasangan bisa diajak ngobrol. Bisa juga dengan mengamati sehari-hari atau tidak ada salahnya bertanya langsung. Tadi sekalian saja aku pastikan. Dan wow, ternyata laki-laki itu to the point. Jelas, lugas dan tepat. Jadi tahu sekarang kapan waktu paling nyaman menghubungi.
.
Dan hari ini belajar juga memperbanyak pujian, mengubah kalimat interogasi jadi refleksi pengalaman, membuat kalimat menjadi lebih detail to the point dengan bahasa yang nyaman. Alhamdulillah, semoga besok lebih baik lagi 😊
.
#hari1
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Minggu, 18 Februari 2018

Resep Ayam-Tahu Nugget Homade

Bahan :
Ayam filet 360 gr
Tahu 3 potong
Tepung panir/ tepung terigu 250 great
Telur 1 buah

Bumbu :
Merica 1/2 ons (kalau kepedasan, kurangi takarannya)
Pala 1/3
Bawang putih 1 bonggol
Garam 1 sdt
Royco secukupnya (bila suka)

Bahan saos :
Saos tiram
Tomat dikukus dan dihaluskan
Bawang bombay 1 buah dirajang
Bawang putih 3-4 siung digeprek
Air kaldu
Gula garam

Cara membuat :
1. Blender ayam filet
2. Blender tahu
3. Haluskan bumbu, campur semua bahan jadi satu
4. Kukus adonan dalam loyang sampai matang +- 20 menit. Setelah tidak panas, masukkan ke kulkas minimal 12 jam
5. Potong kecil-kecil lalu goreng hingga kecoklatan.

Cara membuat saos :
1. Bawang putih dan bawang bombay ditumis sampai harum,
2. Masukkan kaldu, gula, garam
3. Masukkan tomat yg disaring
4. Masukkan 1 sdt saos tiram

Jumat, 26 Januari 2018

Wahai

Wahai Para Pencela
Kritik pedasmu menghujam bagai sembilu
Tajam mengiris hatiku

Wahai Para Penasehat
Selalu saja di dada ini ada berat
Saat kata-katamu selalu tepat

Mengapa oh mengapa
Pencela dan penasehat tak berbeda
Sama-sama beri maklumat
Berharap diri seperti yang dinasehat

Tapi mengapa oh mengapa
Pencela dan penasehat setipis membran batasnya
Di telinga menggelitik
Di dada nyeri bergemuruh

Tak mengapa oh tak mengapa
Yang disuka tak selalu betul adanya
Yang dibenci tak selalu buruk tampaknya

Maka senantiasa bersihkan jiwa
Agar setiap perkara
Beri kebaikan di jiwa

Minggu, 14 Januari 2018

Ketika Situasi Awkward Terjadi

Pernahkah merasa serba salah?
Ingin melakukan sesuatu tapi bagai makan buah simalakama?
Ya, rasanya benar-benar menguras tenaga, lahir-batin.
Pusing tujuh keliling.
Tapi keputusan harus tetap diambil.
Manakah yang mencegah keburukan lebih besar dahulu.
Meski rasanya juga tetap salah saat keputusan akhirnya harus diambil,
Setidaknya satu masalah untuk memilih terselesaikan.
Satu masalah lain yang muncul, tinggal dipikirkan lagi solusinya.

Sabtu, 06 Januari 2018

Ayun, Kamu Cantik (bagian 2)

Ayun tak mau kepikiran terus, tapi apa daya, otaknya tak mau diajak kerja sama. Ia ingin berhenti mengingat-ingat kejadian telepon tadi pagi, namun isi pikirannya malah mengulang-ulang kejadian itu seperti putaran kaset rusak. Ayun bertekad mengalihkan perhatiannya.

Tapi Ia tak bisa.

Ia sudah mencoba membaca buku, mengerjakan tugas kuliah, online, bergantian dari siang ke sore. Di sela-sela aktivitasnya, tetap saja kepikiran.
Ah, mungkin Allah ingin aku ambil pelajaran dari kejadian ini, terbetik tiba-tiba kalimat itu di hati Ayun.

Sore hari, sambil menunggu giliran mandi, Ayun mulai merenungkan hikmah kejadian tadi pagi. Tiba saat air mengguyurnya di kamar mandi, tiba-tiba ia teringat akan segala hal sampai hari ini apa saja yang sudah dilakukannya untuk mempersiapkan diri memasuki kehidupan baru sebagai seorang istri dan kelak ibu. Ayun merasa dirinya lebih banyak lalai dan melakukan hal yang sia-sia

Allah sayang sekali padaku, pikirnya.
Dia ingin mengingatkanku dengan kejadian ini.
Dia ingin aku sadar, sudah siapkah aku menikah?
Jadi istri,
Kelak punya anak dan jadi ibu,
Sudahkah aku punya ilmu?
Padahal waktu cepat berlalu
Dan tiba-tiba saja sudah hampir waktunya masuki kehidupan baru
Dengan orang yang kelak jadi suamiku.

~Bersambung~