Kamis, 28 Desember 2017

Tips Memilih Baju Bayi Usia 4 bulan ke atas

1. Pastikan bahan aman dan nyaman untuk bayi. Bahan yang menyerap keringat dan hangat juga tidak kedinginan, contohnya katun.

2. Pilih warna yang cerah agar bayi lebih ceria dan gembira dalam aktivitasnya karena dia mulai mengamati sekitarnya termasuk warna pakaianya.

3. Ukuran pakaiannya jangan terlalu pas di badan tapi beli ukuran lebih besar karena bayi cepat sekali bertumbuh sehingga pakaian bisa cepat sesak.

4. Harga mengikuti kualitas. Namun jika beli di toko grosir bisa lebih miring harganya.

5. Model dan warna yang menunjukkan gendernya lebih diutamakan agar sedari dini ia mengetahui fitrah seksualitasnya. Contohnya, rok untuk anak perempuan. Warna biru identik untuk anak laki-laki.

6. Perhatikan tebal tipisnya pakaian. Sesuaikan dengan cuaca tempat tinggal. Jika cuacanya dingin, pakaian bayi agak tebal direkomendasikan. Jika cuacanya panas, pakaian bayi yang berbahan tipis menjaga bayi tidak berkeringat berlebihan yang bisa menyebabkan kulit kemerahan.

Sabtu, 23 Desember 2017

Mengeluhkan Perubahan Orang

Pernahkah Anda merasa tidak sreg dengan perbuatan orang lain? Biasanya orang lain yang terdekat, seperti Ibu, ayah, adik, kakak, atau sahabat dan kawan sekitar kita. Mereka melakukan sesuatu yang menurut pandangan kita 'kurang seharusnya.' Hati kita tidak suka dan ingin ia mengubah tingkah lakunya tersebut.

Sebagai contoh, Ayah tidak suka anaknya tidur lagi setelah sholat subuh, Ibu tidak suka anggota keluarga yang tidak langsung mencuci piring setelah makan, dan contoh lain yang kerap dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Orang menjadi mudah sekali mengeluhkan keburukan tingkah laku seseorang tanpa memikirkan apakah sudah ikut berusaha mengubahnya menjadi lebih baik. Dan apakah usaha untuk mengubah 'seseorang' itu jadi lebih baik sudah tepat atau malah memperparah tingkah laku buruknya. Jarang sekali orang memikirkan usaha hingga sejauh itu. Kebanyakan orang hanya membiarkan tingkah laku orang lain jika merasa sudah 'berusaha sesuatu', berhasil maupun tidak.

Terkadang, orang yang 'berusaha' mengubah orang lain merasa langkah yang diambilnya sudah tepat. Orang lain tersebut merasa sebaliknya, orang yang 'berusaha' itu menyebalkan sekali. Sekarang yang perlu dilihat apakah sikap 'kurang seharusnya' itu benar-benar buruk secara norma atau hanya karena perbedaaan pendapat yang sama-sama benar.

Sebagai contoh, sikap yang buruk secara umum itu membuang bungkus makanan tidak di tempat sampah, sedangkan sikap yang hanya karena perbedaaan pendapat itu memilih pekerjaan swasta atau negeri.

Kita sebagai orang yang berada di pihak 'menegur' orang agar mengubah sikapnya, hendaknya sebisa mungkin,
1. Identifikasi dulu sikap itu salah secara norma atau bukan,
2. Tanyakan alasan 'dia' bertingkah kurang seharusnya dan cari tahu penyebabnya,
3. Lakukan cara menegur yang baik sehingga mengubah sikap 'kurang seharusnya' secara tetap.

Dan sebagai yang ditegur, coba lagi,
1. Interospeksi diri, kalau salah ya mengalahlah, tak perlu marah jika ditegur.
2. Saat teguran terasa menyakitkan, anggap itu perhatian dan kasih sayang penegur pada kita. Itu artinya ia memperhatikan diri kita.
3. Saat perbedaaan sikap karena perbedaaan pendapat, jelaskan pandangan dengan lembut dan cari persamaan pendapat. Jika menuju perdebatan sebaiknya tidak dilanjutkan penjelasannya.
4. Berusaha berubah dengan melakukan usaha antisipasi secara pribadi maupun minta bantuan orang lain terutama penegur.

Dan ketika seseorang sedang berusaha berubah, janganlah kita menjadi pihak yang suka mencela. Sebab kita kadang tak tahu usahanya dalam hati dan diri yang sudah ia lakukan. Karena jangan-jangan celaan dan sindiran kitalah yang membuatnya terhambat berubah.
Dan untuk yang sedang berusaha berubah, boleh jadi sesuatu itu buruk menurut kita tapi itu baik dalam pandangan Allah, maka bersemangatlah terus memperbaiki diri :)


Minggu, 10 Desember 2017

Kamu Perfeksionis? Great! Tapi Jangan Lupa Satu Ini

Perfeksionis. Serapan kata dari bahasa inggris perfectionist, artinya orang yang ingin segalanya sempurna. Baiknya, seseorang dengan selera seperti ini akan melakukan segalanya dengan usaha terbaik. Atau orang seperti ini hanya ingin hasil akhir yang sempurna? Tak peduli bagaimana caranya? No, big no!

Perfeksionis akan berusaha sempurna dari berbagai segi yang akan mendatangkan ketenangan hatinya. Biasanya, cara berpengaruh terhadap kepuasannya. Ia tak akan bernama perfeksionis jika dari proses saja tidak sesuai seharusnya yang akan menodai kriteria kesempurnaan versinya.

Orang perfeksionis biasanya lebih dipercaya kemampuannya dalam penyelesaian sesuatu. Ia tahu betul detailnya. But, yang perlu dicatat, orang perfeksionis boleh, tapi,

1. Jangan karena ingin sempurna, jadi molor dari tenggat waktu.

Terkadang orang perfeksionis ingin mengerjakan segalanya sendiri supaya betul-betul sesuai maksudnya. Tugas deadline tinggal beberapa menit demi rapi dan bagusnya tampilan tugas masih aja diedit lagi. Stop! Perfect boleh, tapi pertimbangkan juga hal lain yang akan menjadi aktivitas berikutnya terlambat atau tidak.

2. Jangan meremehkan orang lain

Hanya karena yang lain tampak tak lebih bagus pencapaiannya daripada sang perfeksionis, jangan sampai timbul rasa meremehkan. Itulah kejatuhan yang sebenarnya bagi para perfeksionis. Bisa jadi yang lain tampak tak sebaik punyanya, akan tetapi memberi kemanfaatan lebih banyak tanpa sepengetahuan sang perfeksionis.

3. Jangan berpikir bahwa semua orang punya pemikiran yang sama dengan sang perfeksionis.

Terkadang, sang perfeksionis akan berkata, bagaimana bisa dia tidak melakukan 'ini' dulu, kan dia seharusnya sudah berpikiran kesana. Kog bisa ya dia gak ngerti.

Nah, inilah penyakit orang perfeksionis. Terkadang ia terlalu berharap semua orang lain sesuai standardnya, dan menganggap standardnyalah yang paling baik. Orang lain yang tidak sesuai dianggapnya di bawah levelnya, padahal belum tentu demikian. Orang perfeksionis perlu belajar bahwa semua orang punya karakter berbeda-beda yang hendaknya dihargai dan diarahkan dengan semestinya jika nampak kurang tepat. Bukan untuk dicela.

Beberapa catatan di atas tak semua belum dijalankan sang perfeksionis. Jika kamu perfeksionis, beruntunglah. Dan jangan lupa tetap rendah hati :)

Senin, 04 Desember 2017

Ayun, Kamu Cantik

"Apa? Minta nomer hp ayahku, mas? Buat apa?" teriak Ayun pada ponsel yang terhubung dengan seseorang di seberang sana. Di tengah ia yang terburu-buru sedang bersiap memakai sepatu sebelum pergi ke kampus, seseorang menelpon. Tak sekadar menelpon, orang ini malah meminta nomer hp ayahnya. Katanya ada orang lain yang ingin serius melamar Ayun, meminta bantuan si penelpon untuk menghubungkannya ke Ayun.

Ayun setengah berlari tak peduli. Bersama langkah kaki yang cepat, memburu jam kuliah yang sebentar lagi dimulai, ia menjawab singkat bahwa ia tak ingin menikah sekarang. Jadi tidak perlu seseorang itu menghubungi ayahnya karena ia pasti akan menolak. Ayun masih ingin fokus kuliah. Sekarang saja aku kelabakan atur jadwal kuliah dan aktivitas luarku, gimana mau nikah, pikir Ayun dalam hati.

Secepat kilat ia menjawab, secepat itu pula orang di seberang sana menyudahi telepon dan Ayun pun menutup telepon tepat di luar kelas pagi ini. Ia menghela nafas sebentar lalu memutuskan segera masuk kelas. Pagi ini berjalan lancar. Ayun sudah melupakan telepon seseorang di pagi ini.

Waktu bergerak dari pagi ke siang hari. Kuliah Ayun sudah selesai dan tidak ada mata kuliah lagi yang harus diikuti. Selepas aktivitas kuliah, ia terngiang lagi telepon tadi pagi. Hatinya gundah gulana. Mengapa ada orang yang ingin memilihku sebagai pendamping hidupnya padahal aku tidak cantik? Apa yang dia lihat dari diriku, pikirnya berulang-ulang.

(Bersambung)