Rabu, 21 Juni 2023

Hakekat Ujian

Setiap orang akrab dengan kata ujian.

Apalagi pelajar yang akrab dengan ulangan, penilaian akhir, dan sederet istilah sejenis.

Ujian di sekolah saja jika tidak lulus, akan ada remidi atau pengulangan ujian sampai nilainya tuntas. 

Jika tidak tuntas, perlu diberi intensif belajar agar lebih baik lagi pemahaman tentang materi tersebut. 

Harapannya jelas, agar bisa lulus saat ada ujian lagi.


Itu ujian di sekolah, 

Lantas bagaiman ujian di kehidupan sehari-hari?

Jangan katakan tidak tahu.

Justru ujian kehidupan itulah ujian yang sebenarnya menentukan kualitas kita.

Prinsipnya sama.

Jika tidak lulus dengan satu ujian, Tuhan akan berikan lagi ujian sejenis di lain waktu. 

Misalnya seseorang diuji dengan sifat pemarah. 

Ia akan dipertemukan dengan hal-hal yang membuatnya marah,

Dan Tuhan akan menguji apa reaksi dari orang itu.

Masalah mungkin tampak selesai. 

Namun jika reaksi orang tersebut marah lagi, ya jangan kaget di waktu yang lain diberikan lagi ujian yang membuat orang tersebut marah.


Lalu bagaimana agar naik lulus dan naik tingkat?

Ya, jangan marah.

Itu baru satu hal ujian.

Padahal kehidupan adalah kumpulan dari ujian-ujian tak berakhir hingga akhir hayat.


Sebagai orang beriman, 

Ujian adalah bukti keimanan pada Sang Pencipta.

Maka harapan untuk lulus dan naik tingkat terus-menerus sedekat mungkin dengan Tuhannya adalah prioritas dalam hidupnya.

Semangatnya adalah memperbaiki diri setiap hari setiap waktu.

Imbalan saat lulus ujian adalah keridhoan Tuhannya.

Ia menguat saat-saat tersulit bukan karena dia kuat, tapi karena ingat bahwa kelak akan ada tempat terbaik untuk istirahat yakni di sisi Tuhannya.

Ia berharap mengantongi bekal terbaik dari bersabarnya terhadap ujian-ujian di dunia, hingga bertemu kembali dengan Sang Pencipta di surga. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar